Skip to main content

Me aT A Limbo

All my life (as far as I can remember) I didn't have any hard decisions to make, until now. I'm working as an English Teacher in one of the English Course in Jakarta. I love my job, because it's a dream come true. Since I was at the university, I knew I want to be an english teacher.
I have to say it wasn't an easy road to become one. It took me 3 years from my graduation year until I finally got the job. Alhamdulillaah everything went perfectly fine, until now.
Here's why: one of my colleague who worked as an administrator is going to resign because she's going to have a baby. And, my boss wants me to replace her. I know...I know......it's not a big problem, all I have to do is say yes and take the job. The thing is, I might not teach anymore if I be an administrator. I have to work behind the desk and deal with a lot of papers.
Everyone included my best friend (who also is my colleague) wants me to take the position, even my parents say go for it, but I don't know why I feel at a limbo. I feel I belong in the class not behind the desks. I don't deny that I'm afraid to lose my job if I don't take the administrator postion, but I don't want to deny my own feeling too. I don't want to disappoint other people if I don't take the job, but I don't want to do something I don't like.
I have tried to do "Istikharah prayer" and speak with my heart, what does it want. I know actually somewhere deep in my heart I already have the answer. I'm just afraid to say it out loud.

Comments

.:nien:. said…
Jeung, kasusmu itu adalah kebalikan dari kasusku. The good thing is bahwa dirimu mau mencoba sedangkan diriku sudah positively from the very bottom of my heart, I said NO. Spent days being stress out over this. As long as we know what we want ... just do it!
metty said…
Yaya, here is an advice:
Go to where your heart is.
yaya said…
Dear Metty,I will go wherever my heart goes.For Nien...knp ya kita kok serupa tp tak sama ya?
yaya said…
makasih yaaa udah diingetin.Btw, I've made my decision about this and InsyaAllah this is the best solution. Amin...

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber