Skip to main content

"Akhir Perjalanan"

Dua bulan yang lalu
kesedihan sepertinya lebih tebal menyelimutiku
dibanding kegembiraan

Seolah dunia berubah warna
kelabu

Sebulan yang lalu
segala macam bentuk penyangkalan diri mulai terucap
membenarkan semua tindakanku
yang salah...
menyalahkan semua
yang menyakitkanku

Seminggu yang lalu
kemarahanku mengalahkan segalanya

Aku
begitu pekat

Kututupi diriku
dari dunia luar

Bahkan...kututup mata hatiku sendiri. Astagfirrullaah...

"Aku terombang-ambing dengan perasaanku sendiri."

Layaknya kapal yang kehilangan arah
aku akhirnya menepi

Membiarkan Ilahi
menuntun

jalan dan hatiku

Comments

john hendra said…
Perahu kecilku berlayar
Arungi samudra jiwa
Iringi kapal megahmu
Yang melaju membelah ombak
Perahu mungilku melaju
Ikuti kapal besarmu
Menuju cakrawala
Kapalmu tiada pernah melihatku
Dan sebuah kapal pesiar cantik
Menarik, menawan kapal mewahmu
Tinggalkan perahuku
Terombang-ambing ombak perasaan

semangat aja yo yaya...puasa giman nih.
lucy said…
hai Ya.... bagus puisi2nya yah, mana janjimu *nagih*

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber