Skip to main content

Hari Akhir

Sudahkah kita siap
membiarkan tubuh kita
dibungkus
dalam sehelai kain kafan putih?

Sudahkah kita siap
untuk beristirahat selamanya
di dalam tanah?

Sudahkah kita siap
untuk sendiri

menghadapi Sang Khalik?

Apapun jawabnya, kita tidak akan pernah siap. Kematian pasti akan datang. Tidak peduli siapapun kita.

Apa kita berani menyodorkan gelar kita depan Allah? Atau kita sogok Allah dengan uang kita di bank?

Allah SWT tidak peduli semua itu.

Manusia..
SHOLAT
berbuat baiklah
hidup di jalan Allah
Karena itu semua akan kita, termasuk aku, bawa menghadap Ilahi. Aku tidak sempurna, hanya mencoba untuk mendapat tempat terdepan di surga yang Allah janjikan.

Comments

mamat ! said…
Pesan Nabi, jangan takut mati. Meski kau sembunyi, ia menghampiri.

Ready or not ....

Popular posts from this blog

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Saat hujan

Din, hujan.. Ingat dulu kita selalu berandai.. "tahun depan dan seterusnya kita akan terus menikmati hujan bersama" Maafkan Yaz... karena pergi Karena bayangan Na akan selalu ada di antara kita, dan Yaz tak ingin dipilih dan memilih. Din, malam ini Yaz rindu. Bahkan setelah ada dia yang akhir-akhir ini mengisi hati Yaz. Walau Na pasti akan bilang "sudahlah Yaz, beranilah untuk jujur saat sayang sama seseorang." Yaz tetap harus diam. Karena tak ingin ada hati lain lagi yang tersakiti. Dan rasa itu mungkin hanya ilusi Yaz saja. Seperti Na yang ada diantara kita Din.. Hujan membuatku rindu teramat sangat ---  Monday, October 28, 2019  ---