Dia bahagia. Kamu? Aku? bahagia? Tentu. Yakin? Tentu saja aku bahagia. Bukankah kalau matahari terbit sudah saatnya untuk bangun? sekarang bukan saatnya untuk merenungkan yang telah lewat lagi. Kau tahu, masa hibernasiku sudah lama berlalu. Aku hanya tak ingin orang lain mengetahuinya saja. Kenapa kamu bahagia? Bahagiaku dan bahagianya tak sama. Aku dengan keakuanku, dia dan kepercayaannya. Aku selalu memilih untuk tetap percaya akan selalu ada cahaya yang menyinari setiap kegelapan. Dia: dia memilih berhenti untuk percaya. Dia bahagia. Kamu? Aku? Aku masih menyimpan hatiku dan mempersiapkannya untuk menyambut bahagiaku.