Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2007

Pilihan saya

Hari ini saya baru saja ngumpul bareng temen-temen milis, yang sepertinya udah lebih setahun tidak ketemu mereka. Emang sih, tadi yang datang cuman 3 orang. Tapi cukup kok buat saya :) Bertemu Adi yang InsyaAllah akan menikah di bulan Juni nanti, Tami yang sudah mulai menutupi kepalanya, dan Bu Rere yang masih sama baeknya. Pertemuan itu memang saya yang mengatur, tadinya saya berharap yang datang lebih banyak lagi. Tapi mungkin timing yang salah pilih kurang sesuai dengan waktunya teman saya yang lain. Pernah saya berharap, andai saja saya dapat membagi diri saya menjadi beberapa bagian. Satu bagian untuk menjalani kesibukan saya, satu lagi untuk bersama teman-teman saya dari komunitas A, dan yang lain dengan komunitas B, C, D dan seterusnya. Saya hanya 1, dan saya yang hanya satu ini berusaha untuk bercampur dengan semua teman saya tanpa membeda-bedakan. Yah, tapi saya harus akui kalau saya tidak dapat melakukannya. Seiring dengan waktu, saya tetap harus memilih. Saya memilih untuk

Salah

Tidak hening, jiwaku tidak merasakan keheningan itu lagi. Hanya ada jantungku yang berdetak memacu adrenalin, yang menandakan aku masih bernafas. Aku hendak ingin berhenti sesaat. Untuk bernafas? tidak. Aku ingin berhenti salah. Salah mengartikan hatiku. Salah mengartikan emosiku. Salah memilih. Aku ingin berhenti menjadi aku yang salah. Aku masih dapat merasakan kesedihan yang tertahan di pelupuk mataku, yang tak menjadi airmata. Buat apa menangisi yang bukan hakku? Bukankah semuanya takkan selesai dengan air di mataku? Aku bertanya kembali. Selalu diakhiri dengan kata tanya.

Bukan karena cinta, tapi..

Bayang-bayang itu kembali menghantuiku, di mimpi dan jagaku. Apa dia nyata? Ataukah dia hanya wujud dari ilusiku selama ini? Yang kutahu, aku masih menunggunya. Aku tak dapat menjelaskan kenapa.. Bukan karena cinta, tapi.. Semua orang menganggapku gila.. mencari yang tak tahu harus dimulai dan berakhir di mana. Bukan karena cinta, tapi.. Hanya sebuah kenangan yang telah lapuk terkubur dalam memori terdalamku. Bukan karena cinta, tapi.. (pertanyaan yang aku tak tahu jawabnya)

Aku (tidak) = biru

Kenapa harus biru? Apa yang salah dengan warna yang lain? Aku tersenyum mendengar tanyanya. Tapi diam-diam aku kembali mempertanyakan hatiku sendiri: "Kenapa biru?" Juga di dalam hati, aku harus mengakui kalau aku seorang munafik. Iya, aku munafik! Aku menjawab pertanyaan terbesarku yang bergelanyut di kepalaku dengan 1 kata: biru. Aku berdalih dengan biru untuk menutupi suasana hatiku yang turun naik tidak karuan. Aku bahkan seperti menganggap biru adalah aku, aku adalah biru. Perlahan, biru telah menyamarkan kehadiranku sendiri. Aku enggan untuk mengakui hatiku sendiri, dan memilih jawaban termudah. Biru. Jujur, aku benci biru. Sama seperti aku membenci dia. Aku tahu, aku dan biru seperti minyak dan air.. tak bisa menyatu. Biru=dia. Aku benci biru.

Fajar untuk kita

Lama kita tak memeluk pagi Mungkin senja meninggalkan banyak sesal antara kita Tapi.. masih ada fajar yang merangkul harap untuk kamu dan aku Fajar yang kan mengikis keangkuhan kita untuk bersama