Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2007

Kembali adalah..

"Kamu mau kita kembali?" tanyanya dalam siluet senja malam itu. Memang waktu tak bisa lagi berputar balik.. tapi kalau bintang selalu ada untuk menerangi kelamnya malam.. Kenapa kita tak lagi bisa kembali? Kembali.. kemana? Kembali hanyalah suatu labirin yang tak berujung, yang hanya berisi harapan-harapan kosong yang tak dapat terpenuhi. Kembali berarti hati merasakan kehampaan lagi, yang hanya akan berakhir dengan kesedihan. Kembali untuk berusaha lagi mematikan rasa setelah hati akhirnya berani untuk merasa. Kembali untuk satu kesempatan.. Aku, kamu, kita sudah pernah kembali untuk mencoba lagi mengeja kita Tapi kalau kembali hanya akan lebih merentangkan jarak antara kita.. apa masih perlu? Siluet senja makin menghilang saat kulepaskan asa untuk kembali..

Perempuan Yang Cinta

Cinta sayang, sejak pertama kali ketemu kamu, aku begitu menginginkanmu untuk bersanding denganku seperti 45 tahun yang lalu bangsa kita begitu ingin meneriakkan kemerdekaannya. Tapi hon, maaf yaa hari ini aku gak bisa romantisin kamu. Eh Yang tahu kan, kalau dulu Ibu Fatmawati juga tidak pake kalimat romantis buat menyatakan rasa cintanya ke Indonesia? Beliau cukup menjahitkan Sang Saka Merah Putih buat dikibarin tanggal 17. Hmm, sebenarnya aku gak bisa menjahit juga sih Yang. Tapi aku bisa melakukan yang lain buat ngebuktiin cinta aku ke kamu. Mau?? (iih sayaang, bukan yang itu..aku kan belum bilang "I do"). Cinta, 62 tahun yang lalu kan Soekarno Hatta akhirnya berhasil membacakan Proklamasi Kemerdekaan.. Aku tapi gak punya naskah cinta apapun untuk dibacain ke kamu, Yang. Tapi kalau kamu pengen aku nulis surat cinta juga, Yang bisa baca puisi di blogku aja. Semuanya untuk kamu, sayang. Ngomong-ngomong Cin, aku tau kok kalau cinta itu butuh pengorbanan. Tapi kamu gak minta

Aku kembali (mungkin)

Beberapa bulan yang lalu benar telah mengelukan seluruh isi hatiku. Sampai aku berhenti untuk menutup rapat semua isi hatiku.. membiarkannya tetap terkurung hanya di hatiku, tak perlu jiwa lain ikut merasakannya. Aku diam merasakan dunia baru yang menyesakkan Aku diam tak ingin lagi mengeluhkan semuanya dan mencoba bertahan apa adanya Aku diam tak bisa lagi menggoreskan penaku Terlalu kacau untuk menjabarkan isi hatiku *Perlahan aku kembali mencoba untuk menghapus "andaikan" dari hati