Skip to main content

Jamu....iiiiiih....

Seumur-umur Yaya antipati musuhan abiz sama yang namanya jamu. Tapi semenjak nyokap bokap mulai 3 bulan yang lalu menjalani terapi sama Eyang Agung (yang bisa ngobatin segala macam penyakit dengan tenaga prananya dan jamu jahe merah dan madunya), mereka mulai "dari membujuk, merayu, menasehati sampe sedikit ngancem" ngajakin Yaya untuk ikutan diterapi juga dan makan jamunya. Emang sich Yaya sering migren, alergi and maag, dan tau sich nyokap bokap 'meant well'. Ikutan terapi okelah, udah pernah sekali tapi kalo jamu....mmmmm...bentar yeee mikir 1000 kali dulu kali, walaupun pengen juga ngerasain khasiat abis minum jamu itu. Soalnya udah terbukti sama nyokap.
Tibalah di suatu hari migren menyerang sampe Yaya gak tahan dan sedikit malu-malu ke nyokap ngomong "mau deh nyobain jamunya". Nyokap heran donk campur seneng mulai ngeracik jamu dicampur air anget dan madu di gelas. Pas udah jadi, tinggal diminum. "Nich, minum", nyokap nyodorin gelasnya ke Yaya. Dengan deg-degan Yaya mulai mendekatkan gelas ke bibir. Wuiiiiiiiiiiiiiih, bau jahenya tajem bangeeeeett..! Dengan hati dikuatin-kuatin, mulai minum. Baru seteguk tiba-tiba...ueeeeeeeeeekkk...ueeeeeeeeeeeekkkk....!!!
Sukses banget. Dengan suksesnya Yaya langsung muntah-muntah di wastafel dapur, meninggalkan gelas yang masih setengah penuh. Malemnya nyokap sampai ketawa terbahak-bahak nyeritain ke bokap kejadian Yaya muntah abis nyobain jamu.
Tapi tetep ajaa bokap nyokap keukeuh gumekeh minta Yaya minum jamu yang rasanya ajaib itu. Sampe kemarin diambil jalan keluar gimana caranya jamu tersebut bisa masuk ke perut Yaya tanpa muntah-muntah lagi (cukup sekali yaa). Caranya serbuk jahenya dimasukin ke kapsul jadi tinggal makan kapsulnya. Jadi minta tolonglah sama orang apotik untuk masukin ke kapsul.
Akhirnya mulai semalam udah makan kapsul jahe plus madunya Eyang Agung. Jujur aja, madunya teteeeeep rasanya aneh bin ajaib.

Comments

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber