Skip to main content

Langit Di LoSaRi

100 kata kayaknya gak cukup dech untuk nyeritain pengalaman Yaya di Makassar.Pfuuuuuiiiiihhh....akhirnya jadi juga kita pergi dan pulang dengan selamat . Gak seperti tahun lalu, kita (Yaya dan nyokap bokap) ke Makassarnya setelah Lebaran.

Tanggal 19 November kita pergi naik Garuda yang jam 1 siang, sampe di sana udah jam 3 sore. Langsung check in ke Hotel Sahid, nyegerin badan dulu (mandi) dan sholat maghrib, baru dech langsung cao pake taxi ke Jl. Jipang Raya 34 rumahnya adeknya bokap. Ceritanya kita langsung mau silaturahmi sama keluarganya bokap sambil makan-makan. Yaya yang tadinya udah bersikukuh gak mau lagi ikutan makan gule (gila aja, 4 hari makannya gule dan ketupat...eneeeeeeggg...), sampe sana ngeliat sepupu2 pada asyik makan, akhirnya ikutan juga.

Sedikit cerita tentang Jl. Jipang Raya, supir-supir taksi gak ada yang berani mau nganter kalo ada yang mau ke daerah situ. Soalnya dulu semua penghuni (sebelah rumah adek bokap) dibunuh. Dan tiap ada tukang sayur dan tukang-tukang lainnya lewat situ pasti mereka denger ada yang manggil-manggil. Hiiiiii.....

Dari malam itu udah janjian sama kakak sepupu (kak Ning) mau jalan-jalan ke Losari ngeliat sunset. Dari rumah kakak bokap pulang ke hotel tiduuuurrr.
Besok paginya bokap langsung ke Palopo untuk ngejemput nenek yang lagi sama adek bokap. Jadi nyokap sama Yaya jam 10 dijemput tanteku (tante Muna) buat... makan ikan bakar...!!! di restoran Kaisar. Rasanya ueeenaaaakkk buangeeetttt, sambel ikannya tuh beda dech sama yang di Jakarta. Udah kenyang makan, kita ke mal sebelah hotel. Hehehehe,namanya anak Jakarta, kemanapun kaki melangkah pasti gak jauh-jauh dari mal. Kan, mau tau aja isinya gimana (ngeless..).

Sorenya dibawa keliling-keliling Losari sama 2 orang sepupuku pake mobil, sekalian belanja oleh-oleh di Somba Opu dan makan bakso di resto (namanya restoran Pantai Indah). Sambil makan bakso bisa ngeliat pantai Losari. Indah banget, sayang hari itu gagal ngeliat sunset soalnya lagi hujan.

Hari Minggu Yaya sama kak Ning pergi berdua lagi. Hari itu kita ke Diamond, mall yang lumayan gede di Makassar. Isinya kurang lebih sama kok sama mall-mall di Jakarta. Dari situ kita ke Somba Opu lagi, belanja-belanja lagi sambil liat-liat. Trus pas udah jam 5 sore kita ke Pantai Losari nungguin sunset. Biarpun cuacanya mendung tapi keinginan ngeliat sunset ngebuat kita berdua nekat jadi orang teraneh sore itu. Soalnya pantainya sepiiiii banget kecuali ada kita berdua.

Waktu matahari mulai terbenam, di detik-detik itu Yaya terinspirasi buat puisi:

LANGIT DI LOSARI

Laut menari
mengiringi matahari yang pamit
dari tugasnya hari ini

Surya mengintip malu-malu
dari balik awan
mendengar nyanyian laut

Awan melukiskan kubah mesjid
langit tak berujung

Ingatku akan kebesaran-Nya
kuasa-Nya menggambar pemandangan
yang menarik nafas tiap insan
yang melihatnya

Dengan berat hati setelah matahari terbenam, Yaya dan saudaraku pulang ke hotel, tapi sebelumnya kita mampir dulu beli pisang epe' trus lanjut ke Jl.Irian makan mie titi' yang terkenal di Makassar. Mie titi' itu sejenis ifumi tapi lebih kecil-kecil mienya.

Sehari sebelum pulang, Yaya mengadakan kunjungan terakhir (lagi-lagi) ke Somba Opu. Kali ini buat beli minyak tawon dan minyak kayu putih.
Hari Selasanya, gak kemana-mana karena paginya udah harus ke airport. Sebelum pulang, dapet kejutan di hotel. Gak menyangka gak menduga salah satu receptionistnya adalah temen SMAku,dunia emang kecil yaaaa....
Tapi gak sempet ngobrol lama-lama soalnya Yaya udah harus check out dan pulang dech ke Jakarta.

Daaa Makassar,sampe ketemu tahun depan yaaaa...InsyaAllah.

Comments

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber