Skip to main content

What a night......

Kemarin ke resepsi pernikahan anak temennya papa, tadinya Yaya udah gak mau pergi sich tapi tau kakak mau pergi....akhirnya pergi juga dech (kan rame ada Isya). Lagian Yaya juga udah lama gak tampil dengan jas pesta yang warna merah. Resepsinya di Hotel Borobudur, ya Allah....macetnya bo' !!! Lebih betenya lagi pas mobilnya udah mau masuk ke halaman hotel, sama polisinya disuruh muter lewat belakang (katanya lebih cepet)./
Tau gak sich apa yang terjadi? pas lewat belakang mobilnya gak boleh masuk, dan sama polisinya(atau tukang parkirnya) kita disuruh turun di tengah jalan raya!! Udah gitu, disuruh cepet-cepet lagi. Iiiiih...emosi dech...gak ngeliat apa kita bawa balita/Isya (lagi tidur) trus harus nurunin kereta dorong juga, ditambah ada kakak yang lagi hamil (yang InsyaAllah bulan depan melahirkan)? Tau sich jalan raya jadi macet karena ada kita, lagian siapa suruh nurunin kita di tengah jalan raya?????
Belum selesai sampe di situ, ternyata kita (bokap,nyokap,kakak dan Isya yang lagi bobo di kereta dorongnya) masih harus jalan lumayan jauh ke halaman hotel menuju Loby. Karena acaranya di pool side, dan ternyata harus naik tangga, yang ada bokap sama nyokap harus ngangkat kereta dorongnya.
Yang terparahnya....sampe di situ makanannya udah menipis alias abis !!!
What a night deeeeh.....

Comments

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber