Satu, dua, tiga
aku mencoba menghitung
berapa banyak manusia tak bernyawa lagi
di Aceh
Aku menghentikan hitunganku
saat aku tau jumlahnya tak lagi
dapat dihitung
Gempa tak menyisakan apapun lagi
semuanya habis ditelan amukan alam
tak kenal ampun
tua muda kaya tak berpunya
semuanya harus tunduk pada alam
Tahun memang telah berganti
tapi tangisan tetap terdengar
rintihan tetap ada
Saat bayi tak berdosa lelap untuk selamanya
di pangkuan ibunda tercinta
dan ibu hanya dapat memeluknya erat
berharap napasnya kembali terdengar
ketika ibu telah pergi
meninggalkan darah dagingnya
dan ia hanya dapat memanggil nama ibu
tak tau ibu tak mungkin menjawab
Allah
kapan semuanya akan usai
di mana senyum saudaraku di Aceh dulu
aku mencoba menghitung
berapa banyak manusia tak bernyawa lagi
di Aceh
Aku menghentikan hitunganku
saat aku tau jumlahnya tak lagi
dapat dihitung
Gempa tak menyisakan apapun lagi
semuanya habis ditelan amukan alam
tak kenal ampun
tua muda kaya tak berpunya
semuanya harus tunduk pada alam
Tahun memang telah berganti
tapi tangisan tetap terdengar
rintihan tetap ada
Saat bayi tak berdosa lelap untuk selamanya
di pangkuan ibunda tercinta
dan ibu hanya dapat memeluknya erat
berharap napasnya kembali terdengar
ketika ibu telah pergi
meninggalkan darah dagingnya
dan ia hanya dapat memanggil nama ibu
tak tau ibu tak mungkin menjawab
Allah
kapan semuanya akan usai
di mana senyum saudaraku di Aceh dulu
Comments