Suatu renungan panjang meningalkan kesenyapan. Sel-sel kelabu pikiranku telah tertutupi oleh derasnya peristiwa, orang-orang yang keluar masuk kehidupanku.
Setiap dera yang tertinggal, gelak yang terdengar dan derai air yang mengalir dari pelupuk mata ini begitu terasa, seperti baru kemarin. Masih terasa. Suatu perkataan yang menghentak nafas jiwaku terucap, "Aku terlalu 'tampak'...".
Suatu ironi. Pada saat ingin kumelebur dengan kebisingan sekitar, aku ternilai adalah sebuah personifikasi orang lain.
Setiap dera yang tertinggal, gelak yang terdengar dan derai air yang mengalir dari pelupuk mata ini begitu terasa, seperti baru kemarin. Masih terasa. Suatu perkataan yang menghentak nafas jiwaku terucap, "Aku terlalu 'tampak'...".
Suatu ironi. Pada saat ingin kumelebur dengan kebisingan sekitar, aku ternilai adalah sebuah personifikasi orang lain.
Akupun terbiaskan. Jauh...
Lelah. Semua Lakuku dilihat, dinilai. Kejujuran semakin semu. Bahkan aku, apakah aku lagi memakai sebuah topeng bernama tegar?
Sebagian orang akan mencoba meluruhkan asaku. Hanya aku dan Ilahi yang dapat mempertahankannya.
Telah kuletakkan penaku. Tidak maaf. Bukan sesal. Hanya, ini mauku....
Lelah. Semua Lakuku dilihat, dinilai. Kejujuran semakin semu. Bahkan aku, apakah aku lagi memakai sebuah topeng bernama tegar?
Sebagian orang akan mencoba meluruhkan asaku. Hanya aku dan Ilahi yang dapat mempertahankannya.
Telah kuletakkan penaku. Tidak maaf. Bukan sesal. Hanya, ini mauku....
Comments