Skip to main content

Aku..selalu di sini

"Pergilah," tercekat...akhirnya perkataan itu keluar juga dari mulutku.

"Kamu..gak apa-apa?"

Aku menatapnya, seseorang yang selama bertahun-tahun kupanggil dengan sebutan abang.

"Pergilah bang..kalau memang ini yang terbaik."

"Aku ingin kamu bahagia," perkataan abang menyimpan nada ragu.

Aku akan bahagia," janjiku.

"Seandainya aku bisa..." tak dapat meneruskan perkataannya sendiri, ia memelukku lama.

Abang..kenapa harus memelukku untuk melepaskannya lagi? aku membatin.

Abang benar-benar pergi hari itu. Kalau saja hari itu aku memiliki sedikit saja keberanian, untuk menahannya. Tapi hati kecilku tahu, aku tidak mungkin melakukannya. Tidak adil untuk aku..ataupun abang.


Hari ini aku membuka sebuah album foto yang telah lama terabaikan. Di halaman depan tertempel foto kita berdua. Di bawahnya tertulis "saat indah kita."

Saat itu, hanya ada abang dan aku. Saat itu, dunia serasa merestui kita berdua. Saat itu, waktu serasa membeku bagi kita berdua. Saat itu, serasa sudah lama sekali.

Aku berbisik pelan, "pergilah bang..aku selalu di sini untukmu."

Comments

-syl- said…
Ntar pasti jg ada abang-abang lain yg datang... just wait and see ;)
Baideweih, ketagihan kopdar? hayu deh dibikin lagiii :)
tukangpot said…
hehehe been there done that too many times just standing here keeping my spirit alive. now and forever. enjoy the liberty while you are still allowed to.

though sometimes that what so called loneliness appers without an advance notice.

that is what we call a circle of life. however someday we may get to the point where He the greatest has been planning on us since the day we were born :))

joyfully single,
alia
Kartina Mutien said…
hari kemarin. kits tak bisa mengubah apa pun yang telah
terjadi.
kits tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
kits tak mungkin lagi menghapus kesalahan;
dan mengulangi kegembiraan yang kits rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

hari esok. Hingga mentari esok hari terbit,
kits tak tahu apa yang akan terjadi.
kits tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
kita tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...
Yang tersisa kini hanyalah hari ini.

Pintu masa lalu telah tertutup;
pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri kits untuk hari ini.
kits dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila kita
mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan
esok hari. Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan
hanyalah permainan pikiran yang rumit. Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini,
karena mungkin besok cerita sudah berganti.

ok ya...
isna_nk said…
hati
dia bagai monyet
selalu bergelantungan
dari satu dahan
ke dahan lain

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...