Skip to main content

Sesal

Kamu pernah bertemu dengan seseorang yang saat dia tidak ada lagi..kamu baru menyadari kalau kamu sayang banget sama orang itu?

Ya..kamu benar. Klise! Tapi keklisean inilah yang aku rasakan sekarang. Mirisnya, di saat dia dengan kehadirannya hampir setiap hari dalam hariku..tak menyadarkan aku dengan perasaanku sendiri. Setiap percakapan dengannya lewat begitu saja, tanpa ada harganya di depanku.

Sudah terlambat untuk aku. Dan untuk pertama kalinya penyesalan mau tak mau harus aku rasakan, untuk setiap hal dan perkataan yang belum aku lakukan dan katakan untuknya. Walaupun ingin meraih kembali saat itu.

Takkan ada lagi.

Hari itu
Jam itu
Menit itu
Detik itu

Saat itu...

Comments

nl said…
iya menyesal gak pernah di awal..
kehilangan yang mendalam sering yang membuat kita 'terjaga'
Djo said…
emm nyesel ttg sesuatu yang seharusnya dilakukan tapi engga dilakukan pasti sering... Tapi nyesel yang kaya km bilang blm pernah :D, dan semoga ga akan pernah :p

aku lagi nulis skripsi ya... kamu sibuk apa?
met wiken yahhh...
mmm tak usah cemas aku selalu ada kok...kekeke apa coba. Loh gak ada postingan tentang potluck ya...
Lili said…
sesal bila Ummi tak menyampaikan maaf.
Met lebaran, dan maafin ummi yah semoga belum terlambat
keluarganugraha said…
kata orang kan 'we take it for granted'

pas ada , disio-sioke...
pas gag ada, dikangen-kangeni... :D

deeja:
te yaya, selamat hari raya idul fitri 1426 h yah...
kmaren deeja nonton filem rekaman waktu deeja ke jakarta trus pas di dapsun, eh ada te yaya looh.. :D

deeja
http://keluarganugraha.net
Ilman said…
This comment has been removed by a blog administrator.
Fleurs said…
nyesel?? tidak usah.. someday.. jika Allah mengizinkan apapun bisa terjadi.. n_n lam knal yah.. maap.. aku baru comeback dari hiatus.. n_n mampir2 lagee yaa.. banyak updetan euy.. n_n
^_^ said…
Gak ada kata terlambat untuk menjalin kembali silaturahmi, :)
Tapi klo dia yg memutuskan, cukup berdoa untuk di bukakan pintu hatinya
huah, sok tua banget gueee.. hehehe

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber