Skip to main content

Beku..diam

Serpihan kenangan yang telah berserak di setiap sudut hatiku, mulai mengumpul kembali. Jiwaku kembali mengumpulkan sejumput keberanian untuk menghadapi kenyataan, yang kini entah berasa apa. Hati mulai berani untuk mengenang kembali, juga menghilangkan semua "andai.."

Terkadang, hatiku begitu beku tak dapat merasakan apa-apa. Tak apa, kan? Tak ingin kupaksakan hati untuk merasa lagi

Biar beku
Biar diam

Biarkan hati merasakan apa yang diinginkannya.

Terkadang, kuinginkan pekat malam terus menyelubungi. Tapi, tidak dapat begitu kan? Hidup tidak seperti itu.

Pagi dan malam datang dengan membawa alasan untukku tetap hidup. Udara, sebuah berkah dari Ilahi, harus kusyukuri dan kuhirup.

Biarpun kadang udara begitu sesak kuhirup

Biarpun kadang aku tak dapat bernafas udaraku sendiri

Biarpun kadang aku lupa bagaimana tak bernafas udaramu

Sepertinya serpihan-serpihan itu tak membiarkanku membersihan diriku dari mereka Sepertinya udaramu masih bercampur dengan udaraku.

Aku benci

beku..
diam..

Tapi ini pilihanku sekarang. Tak peduli apa penilaian orang terhadapku. Kini pilihanku untuk tidak membiarkan orang lain menilaiku, termasuk kamu. Kini pilhanku untuk tidak ataupun sama denganmu.

Pilihanku, bukan kamu, bukan dia, bukan siapapun..

Biarkanku

beku..diam..

Comments

Yetty said…
hehehe...asyikkk aku yang pertama :P hmm...aku hanya bisa membaca kadang sulit untuk mengartikan karena emang diriku nggak bisa berkata² indah seperti dirimu :P
Kartina Mutien said…
yang semangat ya...
biarlah yg lalu biarkan pergi dan berlalu..sekarang tinggal buka lembaran baru...
mungkin akan lebih baik lagi...*hughs*
choenhwie said…
manusia memang butuh untuk "diam", karena dengan "diam" (kadang) akan ditemukan sesuatu yang dapat memberikan penerangan terhadap jiwa dan pikirannya.
Linda said…
terkadang dengan diam
kita dapat bertindak lebih bijak
jangan pernah membuat beku hatimu
nanti akan susah mencairkannya

btw, sabtu jangan lupa bawa b'day cake ya ;)
JOM said…
ketika kehangatan menyapa kebekuan
akankah kebekuan tetap membeku...?
dalam diam tersimpan rahasia yg tak terungkap
mungkin hanya waktu yg bisa menjawab
saat yg tepat ketika lidah tak kelu kembali
untuk menyampaikan kata-kata dari rahasia hati
beku dan diam...
ahh, mungkin itu hanya sebuah pilihann....


:D
WeSy 'CiCi' said…
Ingin di ingat atau di lupakan, kenangan akan tetap menjadi kenangan.
Manis atau pahit, kenangan akan tetap menjadi bagian dari kehidupan.
Jadi jangan pernah merasa takut dengan kenangan, tapi beranilah menghadapinya.
Semangat Yaya :)
Yunus Idol said…
ketika beku mulai menyelimuti hatimu
biarkan ia merasakan dinginnya
dan memutuskan apakah beku adalah pilihan selamanya

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...