Skip to main content

Ujung waktu

Di ujung waktu ini
tak ada lagi yang dapat kuucapkan

atau berharap tak kuucapkan
bahkan kembali ke dulu.

Yang telah lewat..ya lewat

Di ujung waktu ini

aku berdiri
tidak di tepian

walau
kalbuku begitu terusik
oleh banyaknya yang kurasakan
walau
Semua rasaku tumpang tindih, saling menimpa.

Di ujung waktu ini
begitu sulit melepaskan eratan genggaman tanganku

Bukan untuk melepaskan..tapi

MELUPAKAN

Satu kata yang kuhindari. Rasanya lebih sakit untuk melupakan, berpura-pura semuanya tak pernah terjadi. Berpura-pura tak ada apapun.

Kembali ke titik nol

Dan setelah Tuhan mempertemukan aku dengannya untuk terakhir kalinya. Sepertinya Sang Khalik memberiku kesempatan terakhir untuk mengucap bukan selamat tinggal, tapi..sampai nanti.

Nanti..entah kapan

Sekarang saatku

Memulai yang baru


Comments

Theresia Maria said…
allow, met tahun baru 2006. Sukses buat semuanya. Lam kenal dari kami, TEN.
Wina said…
Yayaaaaaaaaa.... what can I say? puisi udh bagus.. tp pliss deh... ga ada warna selaen abu2 appa??? whuaa... mpe kpm mo misterius misteriusan?
Mama Zaza said…
met taon baru....!!! :)
-syl- said…
Start a new beginning. Ayo Ya, semangat!!! :)
Met tahun baru yaaa
hai Te'Yaya!
Met taun baru juga yaa!
Ngmg2, jangan kembali ke titik nol doongg.. hehe ntar ga maju2 ah! :D

Eniwei, oleh-olehnya udah abis nihh.. hihi kapan dong mau ketemuan? :D <- ngmg2, yaya asli org mana ya? sunda bukan?? *rasis.com
hehehehe kalo sunda, hayu ikutan WSAB! :P :P

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber