Skip to main content

Jangan berhenti niup balon, yaaa..

Selamat pagi...

Semoga hari ini tambah semangat ya, abis libur panjang :-)

Yaya mau sharing sedikit cerita nich (semoga menjadi inspirasi buat kita semua).

Dari training ESQ yg pernah Yaya ikutin ada 1 permainan, permainannya cepet-cepetan lomba niup balon trus dilempar trus ditiup lg sampe siapa yg duluan nyampe garis finish baru permainan berakhir. Yg menang dapet piala. Dan..peserta gak blh berhenti meniup sampe panitia meniup peluit.

Keliatannya maen2 yaa? sebenarnya susah lho, apalagi balonnya gak selalu terbang ke depan. Bahkan ada yg terbangnya ke belakang :-)

Permainan niup balon sama aja sama apa yg kita semua kerjakan sehari-hari (bekerja, buat bundas: ngurus anak, rumah nyambi kerja dari rumah, dll).

Sama kayak niup balon, balonnya gak selalu terbang ke depan kan? Begitu jg dengan apa yg kita kerjakan.

Buat Yaya yg kerjaannya bikin blog,
gak selamanya gampang, kadang internetnya matilah, ada client yg pengen ganti ini itu (*berusaha sabar). Kl buat para bunda pasti lbh berat lagi, sambil jaga anak (yg gak selamanya manut) ditambah hrs jualan jg lwt internet kaan (*lirik2 Kak Nadia).

Tapi kenapa donk peserta game tetep niup balon (biarpun udah jelas pemenangnya udah ada?). Karena, kan peraturannya: peserta hrs tetap meniup balon sampe panitia meniup peluit ;)

Sama kan sama kita kenapa kita tetap jualan jilbab misalnya, padahal kemaren cuman laku 2 umpamanya? Atau kenapa kita tetap pergi ngantor padahal kita tetep gak bisa naik jabatan? Atau bahkan gajinya gak bisa naik?

Karena, biarpun gak ada peraturan tertulis..
kita udah tau, kl kita harus balik modal misalnya. Atau bunda udah menargetkan hari ini harus kejual lebih banyak dari yg kemaren.
Atau bunda berniat utk menyebarkan hidayah dengan jilbab yg bunda jual (Subhanallaah).

Buat yang ngantor, sadar kalo uang makannya sehari-hari bergantung sama pekerjaan yang dilakukan setiap hari.

Piala itu cuman simbol kok, sama dengan kepuasan yg kita rasain pas megang uang hasil penjualan (hehe..). Atau seperti yg bunda Ina sharing kemaren, perasaan senang yg tak tergambarkan pas ngeliat ada yg make jilbabnya bunda Ina.

Waah td janjinya cuma sedikit yaa ceritanya, hihi jd banyak.

Jadi. Jangan berhenti meniup balon yaaa :)

Comments

uTHe said…
maju terus pantang mundur ya, Ya...
thanks ya Jeng untuk postingan ini...
sangat sangat sangat berguna...
*hugs cup cup*

(^-^)
IndraPr said…
Ah, apakah benar kepuasan yang kita dapat pas megang uang hasil penjualan (atau hasil jerih payah kita yang lain) itu hanya sebuah simbol? :) :)
Anonymous said…
bagus jugah yah training ESQnya
CacingKepanasan said…
Jadi intinya Do it, baru hasilnya adalah residunya. bener gak? :)

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

My 2 cents

It started a couple of months ago, when I wanted to get rid of several books I own by having a book giveaway in my blog. Unlucky me, the moment is also coincided with an event held by an institution who collected books for donations. Then, I mus say this...unfortunately, some people started to question me.. "why didn't I donate them?" "you know, there are others who can't afford to buy book, etc..etc.." Ok, honestly... I was annoyed . Wasn't it enough that I said "this time I wanna give the books away with MY way? Oh please, don't use the this-is-Ramadhan,-so-it's-a-great-way-to-do-nice-things-for-others-excuse . Not to be defensive or anything, if I want to do great things I don't have to let the whole wide world know, don't I? and don't you agree there are still other nice ways to do the so called great things? Just my 2 cents..