Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2006

Suara Hati

Nan, hatiku lelah. Amat sangat lelah. Dan tak ada hubungannya dengan lelaki senjaku yang bukan lelakiku lagi. Aku lelah "it's okay, I'll manage" padahal aku ingin sekali teriak "it's completely not okay. I'm hurt, detached, and miserable." But, I act tough anyway. Kemana perginya prinsipku "ikuti suara hati"? Mungkin benar, aku dan hatiku masih terbelenggu. Aku masih terbelenggu dengan ketakutan untuk ditinggal. By the way Nan, kamu tahu tidak kalau orang yang jujur sering membayar kejujurannya dengan mahal? Aku sudah jujur, dia juga akhirnya memilih pergi. Hahaha.. tahu tidak, aku sekarang memilih tidak mau lagi dan tidak akan pernah lagi melihat bintang. Dan saat senja datangpun, aku memilih tidak mau melihatnya. Padahal dulu "bintang dan senja" tak terlepas dari puluhan puisiku. I wish you were here, Nan. Cos I wanna shed my tears on your shoulder. Karena cuman kamu, yang mendengarkanku tanpa menghakimiku. Walaupun aku yang sal...

Hati yang masih berongga

Dear Dien, masih ingat? Sebenarnya, aku sudah lupa Dien. Tapi, lagi-lagi hujanlah yang menghanyutkan alam bawah sadarku. Ke saat itu, peristiwa itu.. percakapan pertama dengannya pertemuan pertama bersamanya konflik pertamaku dengannya.. Kenapa ya Dien, malam ini aku kangen sama dia? Sedihnya, aku nggak bisa ingat kapan terakhir kali aku berbicara dengannya. Sudah lebih setahun, mungkin? Ralat Dien, bukan kangen.. Tapi, ada satu tempat di hatiku yang masih berongga

Tapi langit...

Aku duduk menatap langit. Ya, ia dan kebiruannya masih menjadi lukisan favoritku. Saat aku biru seperti warna langit, ketika aku berwarna lain atau saat aku tak tahu warna hatiku lagi. Birunya masih menyisakan sedikit kenangan. Walau harus kuakui, ingatanku tentangnya sedikit memudar sekarang. Seperti kau tahu, aku sengaja memblok ia dari hatiku. Sekarang hatiku.. ...... apa ya? tak terdefinisi, mungkin? Kau bertanya, sudah pulihkah aku darinya? Dari luka yang bukan ia yang menoreh, tapi justru itulah yang makin membuatku terluka. Fakta bahwa ia bukan orang yang melukaikulah ..yang membuat lukaku. Dia, aku sudah melewatinya. Tapi langit, seperti malam ini, aku masih suka menatapnya.