Skip to main content

Maaf..aku menangis lagi hari ini

Aku berusaha tegar, berusaha mengatakan kepada perempuan yang sangat kucintai itu untuk tetap berusaha berpikir positif. Sambil tak lupa kubisikkan serentetan doa kepada Sang Khalik.

Ya Allah, tolonglah..
aku mohon, dengan amat sangat.

Hari itu aku berusaha untuk tak memikirkannya lagi, berusaha menjalani semuanya dengan sebiasa mungkin. Begitu siang menjelangpun, aku tetap berusaha beraktifitas seperti biasa.

Siang datang juga, dan saat papa membisikkan kata itu aku berusaha tetap untuk bersikap biasa.

Aku mencoba tetap bekerja di komputerku.

Yahoo Messengerku tetap menyala tanpa status yang aneh-aneh.

Semuanya biasa.

Tapi tak terasa, di sudut mata kananku airmata perlahan mulai mengalir.

Dengan dalih ingin pergi sebentar, aku pamit pergi. Di mobil kukejapkan mataku berulang kali, berusaha mengusir air yang ingin mengalir lebih deras di mataku.

Aku telpon saudara kandungku.

Dan aku mulai menangis

Begitu juga saat pertama kali aku harus mengantar perempuan yang kucintai untuk masuk rumah sakit. Berusaha tenang dan tabah aku temani ia.

Ketika malam tiba, akupun pulang ke rumah.

Kali ini...
aku menangis dengan amat sangat.

Perempuan itu..
mama.

Dan aku belum pernah merasakan ketakutan yang amat sangat seperti sekarang ini.

Tapi aku harus tabah
aku harus kuat
aku harus sabar

Aku percaya Allah sayang sekali sama aku dan keluargaku. Allah gak akan ngasih cobaan yang umatnya gak sanggup menghadapinya.

Aku ikhlas Ya Allah
apapun yang akan Engkau limpahkan
kepadaku dan keluargaku

Comments

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...