Skip to main content

Berhenti senja

senja


Suara hujan terdengar lagi, saat kusibakkan gorden di kamar. Ingin rasanya merengkuh hujan di luar, kalau tak ingat aku bukan teman baiknya hujan..pasti aku sudah bermain-main dengannya.

Tak ada yang beda dengan hujan sore ini, hanya..

Senja: kenapa kau tak lagi menunggu datangku?
aku: maaf..bukan..aku tak perlu meminta maaf..tapi aku sudah cukup menunggumu!
Senja: aku pasti datang, hanya tidak sekarang.
aku: kalau tak sekarang, tak usah kau datang lagi.

Senja: kau marah?
aku: kalau ada kata-kata yang bisa menyamakan arti marah, itu pilihanku.
Senja: jadi?

aku: berhenti ada dalam hidupku, senja.

Sore ini, senja pergi..selamanya. Dan aku..tidak akan pernah memanggil senja
untuk kembali

Comments

ROe Salampessy said…
Selamat Tahun baru Islam 1429 H.

Kenapa yah.. Tahun baru Islam ini tidak semarak tahun baru masehi…. maksudnya gak ada perayaan apa2, minimal tabliq akbar atau apa gitu lah..!!!

jadi sedih, umat islam Indonesia tidak merasakan perjuangan Rasullulah dalam mengembangkan Islam, salah satunya lewat peristiwa Hijrah ke madinah yang diabadaikan oleh Khalifah umar dalam memulai penanggalan Islam.

hati pun tersayat-tersayat melihat Umat ini tak menghargai agamanya sendiri….

TANYA KENAPA……… hmmmmm….. KENAPA TANYA..??

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...