Mulutku membuka, siap untuk mengatakannya. Untuk kesekian kalinya aku mencoba mengeluarkan rasaku padanya. Tatapannya kian membungkamkanku, ia seperti berkata "sudahlah, biarkan kita seperti kita sekarang." Kembali aku bisu. Dan waktu terus berjalan cepat tanpa henti. Begitu banyak yang pergi, berubah. Pernah.. "itu untuk kamu.." "Buat apa?" tanyanya. Sayang urung terucap dari bibirku. Kembali pertanda itu terberi tanpa makna.Dan waktu kembali melaju kencang. Aku masih memberinya (waktu). Aku atau waktu yang harus meninggalkannya?