Subhanallaah sebulan belakangan ini Yaya belajar banyaak sekali tentang ikhlas. Dulu cuman bisa baca cerita-cerita tentang orang yang lagi belajar ikhlas, sekarang dikasih giliran sama Allah untuk belajar sendiri.
Pelajaran ikhlas pertama: ikhlas saat menerima ujian dari Allah.
Waktu mama masuk rumah sakit dulu, dua tiga hari pertama rasanya berat banget. Mau ngapa-ngapain bawaannya mau nangis terus. Mau ngomong sama saudara mohon doa saja, udah nangis duluan.
Sampai akhirnya Yaya dan kakak-kakak tiba di satu titik yang kita mikir "aah capek nangis terus, daripada nangis sama manusia..kita nangisnya ke Allah saja sambil berdoa."
After that, things are a lot easier.
Moral of the story: saat kita ditimpa cobaan gak ada salahnya menangis untuk mengungkapkan perasaan kita. Tapi jangan sampai kita terhanyut dengan perasaan kita sendiri, yang akhirnya kita jadi minta dikasihani sama orang lain.
Pelajaran ikhlas kedua: ikhlas menerima apapun yang terjadi sebagaimana pun pahitnya itu.
Waktu dokter ngasih tau tentang keadaan kesehatan mama, rasanya hati ini seperti abis dibor sampai lubang dan ngerasa gak percaya. Dan jujur pertanyaan "why us?" sempat terlintas di benak kita.
Coba deh sekali-kali belajar ngobrol sama suara hati kita sendiri, bicarain apa yang kita rasakan dan apa ketakutan terbesar kita. Jadi kali ini belajar bicara dengan diri sendiri.
Oya, belajar buat bisa sharing dengan orang lain juga membantu lho.
Moral of the story: Saat kita sudah berani jujur terbuka sama suara hati kita sendiri dan terbuka dengan orang lain tentang apa yang kita rasakan, insyaAllah kita sudah mulai bisa belajar ikhlas.
Pelajaran ikhlas ketiga: ikhlas untuk bisa beradaptasi sama keadaan yang sudah gak sama lagi.
Bingung ya? maksudnya gini lho. Setiap ada kejadian pasti itu akan membawa dampak ke hal-hal lain, yang membuat kita mau gak mau harus bisa menyesuaikan diri lagi dengan keadaan yang sekarang.
Pertama-tama pasti merasa bete dan mikir "duh, dulu perasaan gak seperti ini deeeh!" Kalau kita balikin cara berpikir kita ke "InsyaAllah kita bisa belajar hidup seperti sekarang," percaya deh kita berarti sudah lulus ujian ikhlas.
Yaaa, Yaya mah cuma bisa teori. Coba kalau ngalamin sendiri, masih bisa gak berkoar-koar tentang ikhlas?
Hmmm, gimana yaa...as much as I hate to say it, I've been there before. Dan saat itu adalah pelajaran ikhlas Yaya yang paling berat yang pernah Yaya rasakan.
Tapiiii sekali lagi:
Ikhlas..ihklas..ikhlas :)
Pelajaran ikhlas pertama: ikhlas saat menerima ujian dari Allah.
Waktu mama masuk rumah sakit dulu, dua tiga hari pertama rasanya berat banget. Mau ngapa-ngapain bawaannya mau nangis terus. Mau ngomong sama saudara mohon doa saja, udah nangis duluan.
Sampai akhirnya Yaya dan kakak-kakak tiba di satu titik yang kita mikir "aah capek nangis terus, daripada nangis sama manusia..kita nangisnya ke Allah saja sambil berdoa."
After that, things are a lot easier.
Moral of the story: saat kita ditimpa cobaan gak ada salahnya menangis untuk mengungkapkan perasaan kita. Tapi jangan sampai kita terhanyut dengan perasaan kita sendiri, yang akhirnya kita jadi minta dikasihani sama orang lain.
Pelajaran ikhlas kedua: ikhlas menerima apapun yang terjadi sebagaimana pun pahitnya itu.
Waktu dokter ngasih tau tentang keadaan kesehatan mama, rasanya hati ini seperti abis dibor sampai lubang dan ngerasa gak percaya. Dan jujur pertanyaan "why us?" sempat terlintas di benak kita.
Coba deh sekali-kali belajar ngobrol sama suara hati kita sendiri, bicarain apa yang kita rasakan dan apa ketakutan terbesar kita. Jadi kali ini belajar bicara dengan diri sendiri.
Oya, belajar buat bisa sharing dengan orang lain juga membantu lho.
Moral of the story: Saat kita sudah berani jujur terbuka sama suara hati kita sendiri dan terbuka dengan orang lain tentang apa yang kita rasakan, insyaAllah kita sudah mulai bisa belajar ikhlas.
Pelajaran ikhlas ketiga: ikhlas untuk bisa beradaptasi sama keadaan yang sudah gak sama lagi.
Bingung ya? maksudnya gini lho. Setiap ada kejadian pasti itu akan membawa dampak ke hal-hal lain, yang membuat kita mau gak mau harus bisa menyesuaikan diri lagi dengan keadaan yang sekarang.
Pertama-tama pasti merasa bete dan mikir "duh, dulu perasaan gak seperti ini deeeh!" Kalau kita balikin cara berpikir kita ke "InsyaAllah kita bisa belajar hidup seperti sekarang," percaya deh kita berarti sudah lulus ujian ikhlas.
Yaaa, Yaya mah cuma bisa teori. Coba kalau ngalamin sendiri, masih bisa gak berkoar-koar tentang ikhlas?
Hmmm, gimana yaa...as much as I hate to say it, I've been there before. Dan saat itu adalah pelajaran ikhlas Yaya yang paling berat yang pernah Yaya rasakan.
Tapiiii sekali lagi:
Ikhlas..ihklas..ikhlas :)
Comments