Skip to main content

DREAM BIG


..dan sayapun meneteskan airmata..
di saat orang lain pada rebutan kursi dan teriak-teriak sambil tepuk tangan..
begitu masuk ruangan seminar,
saya tiba-tiba terharu dan gak sadar menitikkan airmata (bukan karena keinjek sepatu pas rebutan masuk lhoo, hehehe).

Gak tau yaa..
entah itu ruangannya,
teriak-teriaknya,
tepuk tangan-tepuk tangannya,
atau orang-orangnya yang bikin saya terharu.

Mungkin karena saya tiba-tiba keinget
deg-degannya tiap bulan menjelang tupo
dan saya tahu leader-leader di grup saya
yang luar biasa mandiri udah bisa menset target masing-masing
dan saling support..

and yes, they're working and trying as hard as they can.



Yang jelas saat Speaker pertama mulai ngomong:
NEVER EVER GIVE UP..
DARE TO DREAM & SET GOALS

saya mulai nangis beneran :p
keinget mimpi-mimpi saya
yang saking LUAR BIASA BESARNYA
sampe saya pernah meragukan mimpi saya sendiri.

Bahkan ketika sesi bersama Bapak Tommy Siawira,
beliaupun juga ngomong BIG DREAM, kalau mimpi itu harus berani mimpi yang besar
kemudian kita juga harus berani menuliskan mimpi kita hitam di atas putih, tapiii nulisnya juga harus dengan mencurahkan perasaan kita.

Beneerr siih pas saya menuliskan target dan alasan kenapa saya menginginkan target itu..heheee saya pengen mewek. Makanya pas disuruh sharing sama temen duduk sebelah, saya udah gak bisa ngomong.

Makasih yaa Wid, Niz (kita sama-sama punya keinginan beliin nyokap diamond yaa, Niz), dan temen-temen untuk doa-doanya.

DREAM BIG
and your dream will come true (InsyaAllah Amiin).

GO DIAMOND :-)

Comments

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber