Skip to main content

When You love What You Do, You Will Do What You Love


Masih ingat gak, hobinya apa waktu kecil? Kalau kenangan masa kecil Yaya yang paling diingat itu hobi baca. Membaca ini sebenarnya kurang lebih dipengaruhi sama kakak, yang dulu hobi baca Lupus (ups, ketauan angkatannya). Selain Lupus, suka juga baca komik Nina, buku-buku Enyd Blython, novel-novel Agatha Christie dan Sherlock Holmes. Selain itu, menulis adalah hobi kedua. Sebenarnya ini hobi gak disengaja. Inget banget suatu hari almarhumah mama ngasih 1 buku tulis gambar Snoopy, dan mulai saat itulah hobi menulis diary dimulai.


Entah karena terpengaruh novel, jadi punya cita-cita: kuliahnya mau jurusan bahasa Inggris. Waktu berjalan dan masuk SMA kelas 3 tadinya mau  ambil jurusan bahasa, sayangnya di sekolah ga ada jurusan itu. Adanya cuman jurusan IPA dan IPS (yang dua-duanya sebenarnya tidak tertarik, sih), tapi akhirnya ambillah jurusan IPS dan bersabar selama setahun sebelum akhirnya kuliah di UI jurusan D3 Inggris.

Satu impian tercapai: kuliah jurusan bahasa Inggris.

Selesai 3 tahun kuliah, langsung bingung mau kerja apa. Cari pekerjaan lebih susah dibanding kuliah writing ternyata, hihi. Sampai akhirnya diterima jadi guru bahasa Inggris di satu pesantren di Jakarta. Kalau dipikir-pikir lagi, kok bisa ya dulu Yaya jadi guru? Guru mengajar di kelas pernah, jadi guru privat juga pernah, sampai jadi guru ngaji pernah juga :D

Jadi guru hanya bertahan 2 tahun, dan setelah itu pindah ambil kuliah sekretaris selama 6 bulan. Ga nyambung banget, yah. Tapi lumayanlah buat menambah ilmu tentang dunia kantor, walaupun saat itu gak mau juga melamar kerja di kantor.

Saat itu hobi menulis diary pindah jadi hobi apdet blog. Hampir tiap hari inspirasi nulis puisi itu ada dan ga kerasa blog Yaya sudah berusia lebih dari 5 tahun. Alhamdulillaah hobi nulis ini berlanjut sampai sekarang, saat Yaya lagi-lagi memilih jalur kerjaan yang berbeda dengan jurusan kuliah :D

Dan disinilah saya sekarang, mengerjakan bisnis MLM Oriflame. Mungkin tidak berbeda jauh ya sama pengalaman selama ini: di Oriflame saya juga harus membagi pengalaman/ pengetahuan ke downline-downline, harus bisa menuangkan ide untuk promosi bisnis, dan tentu saja tetap harus banyak membaca buat menambah pengetahuan.

Ngomong-ngomong, hobi menulis juga sudah menghasilkan 1 tulisan yang dimuat di bukunya Muhammad Assad (Sedekah Super Story) dan 2 tulisan yang dimuat di buku Flash! Flash! Flash! bekerjasama dengan member komunitas Blogfam lainnya :-)



Yaya dulu pernah nulis gini: kalau kita pikir hidup akan berjalan lurus terus, salah. Hidup itu akan naik turun belok-belok. Mungkin tujuan kita ke Z, tapi sebelum mencapai Z kita harus melewati B, C, D, E, dan seterusnya.


Gak apa-apa, terus aja berjalan. InsyaAllah Yaya percaya:

When you love what you do,
you will do what you love

Comments

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...