Skip to main content

Menuju Jantung Sehat Dengan Berlari

Halo saya Yaya, saya lahir dengan kondisi jantung 1 bocor dan 1 tertutup (tidak normal). Jadi saat usia 7 tahun saya dibawa ke New Zealand untuk operasi jantung. Jujur latar-belakang "pernah diioperasi jantung" membuat saya malah tadinya malas berolah raga. Pernah sih beberapa mencoba ikut kelas aerobic yang malah membuat saya kleyengan dan ga enak badan saat ikut olahraga itu. Jadilah saya melupakan olahraga selama bertahun-tahun.

Sampai pertengahan tahun 2013 (Mei kalau tidak salah), dimana ada satu masa yang saya merasakan sakit di dada. waktu diajak kakak ke dokter jantung..eeh dokternya cuman ngomong: "kamu kurang olahraga." Pulang dari dokter, sama kakak diwanti-wanti: "pokoknya setiap pagi Yaya harus jalan pagi keliling komplek."

Jadilah saya memulai rutinitas baru: jalan pagi :)
Sehari..dua hari..saya mulai bosan jalan pagi. Saya merasa tidak ada tantangan dan tidak keluar keringat juga. Kebetulan karena saya hobi dan aktif ngetweet (Twitteran), saya ketemu dengan tweetnya Milo Run yang lagi melatih beberapa orang untuk ikut lari dalam kompetisi Milo Run. Membaca kegiatan mereka, saya jadi dan penasaran.

Singkat cerita, akhirnya saya mencoba belajar lari dari setengah kilo, satu kilometer dalam 1 jam, sampai 5 kilometer dalam sejam. :)

Kebiasaan lari membawa saya menikmati 16 race lari saya 

Dimulai dengan race 5K saya yang pertama, di race ini saya habiskan dengan lebih banyak jalan daripada berlari. Tapi saya dapat finish juga dengan waktu 1 jam 5 menit kalau tidak salah.

Race kedua adalah 5K Garda Medika (BIB berwarna biru dengan nomor dada 1008). Race ini termasuk race favorit saya, karena tag linenya: every step counts.

Race ketiga adalah race lari 10K saya yang pertama:
Adidas King Of The Road, dengan nomor BIB 5953.
Race ini diadakan di BSD dan tidak bohong..di race ini saya nangis di pertengahan kilometer :D
Tapi akhirnya saya bisa finish juga dalam waktu 1 jam 58 menit.

Race keempat saya kembali lari 5K untuk charity: Run Against Cancer Awareness, medalinya yang paling kanan atas. Awalnya untuk race ini tidak diadakan medali, tapi entah kenapa kemudian panitia mengadakan medali. Di race ini saya berlari untuk mengenang almarhumah mama :')

Race kelima adalah race yang diadakan olleh Allianz, Run With Heart.
Race ini special sekali karena diadakan secara virtual, dimana kita pesertanya harus berlari bekerja sama dalam 1 kelompok, dan yang dicari adalah kelompok yang menghasilkan KM terbanyak.

Di race kelima inilah saya ketemu dengan orang-orang tempat saya berlari, dari mereka saya belajar untuk berlari pakai hati :) Di race ini saya dapat 2 medali plus saya terpilih menjadi The Most Inspiring Newbie Runner :)

Race keenam (banyak yaaa..hehehe) adalah Jakarta Marathon, tetap kook ngambil 5K saja.

Race ketujuh dan kedelapan adalah Standar Chartered Half Marathon (BIB warna hijau, dengan nomor dada 1767)
dan Bajak Jakarta. Untuk Bajak Jakarta setiap peserta diberi kaos dengan nomor BIB masing-masing. Yaa dan di dua race ini saya ikut yang 10K.

Race kesembilan adalah race yang diadakan oleh MNC, saya kembali mengambil 5K lagi. Kemudian race ke-10 adalah Garuda Finisher sepanjang 8K yang diadakan di Istana Merdeka.

Lari yang ke-11 sebenarnya bukan race tapi lari for charity untuk Cancer Awareness yang diadakan oleh Bintaro Trojan Runners. di event ini kita bebas berlari, tapi setiap pelari yang datang dihargai Rp.50.000 untuk kemudian disumbang ke Yayasan Kanker.

Total race lari yang saya ikuti adalah 16 race yang menghasilkan 20 medali lari ;)

Apakah saya kemudian menjadi benar-benar sehat dengan berlari? Sayangnya belum :D

Karena saya masih banyak malasnya untuk bangun pagi, buka pintu dan berlari di luar rumah. Tapi saya tahu dengan berlari paling tidak saya bisa memotivasi diri saya sendiri untuk tetap hidup sehat. Walaupuuun sekarang masih banyak bandelnya, terutama soal makanan..hehehe. Tapi yang saya bersyukur sekali, dengan berlari saya bisa menjadi inspirasi teman-teman saya untuk mulai berlari.

Salah satunya adalah Mba Doris, teman sekaligus senior saya di pekerjaan saya. :)



 Pesan saya buat yang mau berlari untuk lebih sehat adalah:

Pertama, kita lari bukan untuk mengejar Personal Best, bukan lari lari dari kenyataan, atau mengejar nama.

Lari karena kita sadar kalau kita butuh olahraga untuk menunjang pola makan kita (yang syukur-syukur sudah sehat juga ya :)  )

Kedua, saat memilih lari untuk gaya hidup sehat kita pastikan jangan ikut-ikutan trend sesaat .

Teman pakai sepatu apa kita ikut. Yang lain lari dimana, kita ikut.
Ikuti klub lari di kota kita dan dapatkan motivasi dari teman-teman lari yang udah senior.

Selebihnya..
Lari dengan hati riang gembira, tanpa beban.

Karena hati yang bahagia juga kunci menuju hidup lebih sehat, kan? ;)

Comments

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...