Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2005

Aliran yang Baru

" O ke class, that's all for today, thank you for coming and I see on Wednesday", hari sudah gelap ketika Nina mengakhiri kelasnya. Saat muridnya yang terakhir keluar dari kelas diapun keluar dan menuju ke kantornya. Pas Nina masuk di kantornya, ternyata temen-temn guru yang lainnya sudah ngumpul semua di situ, juga Tio, guru cowok yang baru itupun masih ada di situ. Nina menyimpan map absennya di lemari ketika Rendi, bosnya ngomong sesuatu, " Teachers, attention please. I want you to meet your new colleague, Tio ." Langsung secara bergantian semua guru di situ ngomong, "Hai Tio, selamat bergabung ya", "welcome to the jungle". Dan Tio, pusat perhatian malam itu hanya bolak-balik menjawab, "thank you, makasih yaa".Nina yang sudah merasa capek banget dan pinggangnya yang pegel minta dipijet gak ikut menyambut temen barunya itu karena dia merasa toh tadi udah kenalan. " Na, sini bentar deh, " panggil Rendi bosnya. " kena

How They Met

Tit..tit..tiiiit.. Bunyi hape yang menandakan ada SMS masuk membangunkan Nina yang masih tertidur pulas, biarpun jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. "hoaaaaaa, siapa sich? masih pagi juga udah SMS." sambil ngedumel Nina meraih hapenya di samping bantal garfiednya. "Say,ngapain Tio nelpon? sebel ih, gue sampe penasaran nungguin loe telpon gue semalem." isi SMS, yang ternyata dari Dila (sahabatnya yang juga temen kantornya). Sambil senyum-senyum mengingat telpon Tio semalam,Nina sengaja gak ngebales SMS Dila. Malah Nina langsung mandi dan sarapan dulu, baru pas jam 10... "Hai non, lagi ngapain?" "Woiii, SEBEL, SMS gue gak dibales!" semprot Dila di ujung telpon sana. Nina terkekeh,"sengaja gue, biar loe penasaran." "Huu, garing loe. Cepetan cerita,kenapa Tio telpon?"Dila terdengar gak sabar. "Iiih napsu amat mbak (suara Nina menggoda Dila),sebenarnya gak kenapa-kenapa sich Tio telpon. Cuman dia mau ngecek nomer siapa yang sm

Membebaskan diriku

Kugerakkan jari-jari untuk membebaskan kalimat-kalimat tentangmu hitam di atas putih Satu kata terbebas... Aku terpaku terlalu banyak tentangmu untuk kubebaskan Bukan! Tentangmu ingin kulepaskan saja dalam sebuah cerita andai kubisa... berarti aku tlah membebaskan diriku

Tio dan Nina-On the Phone

"Halo." Nina ber-halo dengan suara yang ia buat sewajar mungkin. "Halo,maaf,saya Tio. Tadi saya dapat SMS dari nomer ini. Boleh saya tau ini siapa ya?" suara sopan dan formalnya Tio terdengar di ujung telpon sana. "Hei Yo,ini aku lagi,Nina." Seperti petinju yang abis di-KO lawannya,Nina menjawab.Dia patah hati berat,Tio ENGGAK NGESAVE nomernya. "Oooo Nina." "Aduh,sombong sekali ya elo, nomer gue diapus". ( Perasaan loe udah ngesave nomer gue dech dari 3 bulan yang lalu) Nina membatin. ( aduuuh,kok gue so' manja banget ya?) Nina langsung menyesal dalam hati (lagi), sedetik abis dia ngomong gitu. "Bukannya sombong Nin, tapi gue tuh ngesave nomer loe di hape gue yang satunya. Gue lagi pake casing yang laen. Sorry ya." "oooo gitu toh." Nina tetap dengan suara jaimnya, padahal dalem hati dia udah mau lompat-lompat seneng. "Iya gitu. Eh, belom tidur?" "Belom nih,insomnia." (dalem hati: mikirin eloe

Perasaan Nina

"Gimana rasanya udah ngasih tau ke orang yang kamu sayangi, kalo kamu sayang banget sama dia?" "Rasanya lega banget Na." Dila menjawab pertanyaan Nina dengan senyuman. Dia tau Nina, temannya dari SD ini ingin melakukan hal yang sama, hanya masih ragu-ragu. "Menurut loe, Dil, Tio bakal ngomong apa kalo gue bilang gue sayang sama dia? "Mmm, gue jujur gak tau Na, karena gue bukan Tio. Tapi gue yakin kok, kalo dia akan ngomong yang sejujurnya tentang perasaanya dia sendiri." "Gue takut Dil, gue belum siap gak jadi temennya Tio lagi." "Well, semuanya terserah eloe Na." "Biar gue pikir dulu deh ya, Dil." ===================================================== Malam itu seperti biasanya Nina melakukan rutinitasnya sebelum tidur :ngelamunin Tio, cowok baru yang dia kenal dari 3 bulan yang lalu. Tio itu adalah cowok yang, menurut Nina sendiri, ganteng, tinggi, keren dan cool. Tapi sayangnya Nina adalah tipe cewek yang terlalu takut

One Feeling

Whenever I see you so much pain inside me Like wound cut deeply through my heart This one feeling I can't release This one feeling I can't no longer have Feeling I have about you I can no longer disguise this feeling How can I let go my heart as I'm so don't want to lose you I just want to release my feeling

AKU BUKAN AKU

Lelah....!! aku sangat lelah Lelah menangis Lelah menjelaskan Lelah memaafkan Semuanya semu saat tangisan harus dihentikan atas nama ketegaran saat pengertian harus diberikan dengan alasan tidak ada yang sempurna di dunia ini Saat memaafkan harus diucapkan hanya demi titel manusia yang lapang dada Aku sangat lelah.. menjadi aku yang bukan aku

BUKAN SATU MAAF

Satu maaf tak cukup dariku Maaf aku marah Maaf aku kecewa Maaf aku tak percaya lagi padamu Maaf aku tak bisa seperti yang dulu lagi Maaf aku belum bisa berbicara denganmu lagi karena hatiku belum berdamai dengan pikiranku Maaf aku tak bisa lagi menatapmu Ya... satu maaf tak cukup dariku Maaf hatiku terlalu terluka karenamu
"Maafkan aku,Ca". Ica cuman bisa menatap nanar wajah sahabatnya, Anti sambil berkata, "Maaf, An? apa yang perlu dimaafkan? semua sudah sudah terjadi, dan eloe gak salah." "Tapi Ca....gue..." "Sudahlah An...yakin dech, loe gak perlu minta maaf sama gue, dan gak akan ada yang berubah. You're still my best friend,my sister,gue tetap sayang sama loe." "Gue juga sayang sama eloe,Ca." Anti memeluk Ica erat. =================================================== "An...seharusnya gue yang minta maaf sama loe,gue yang egois,gue yang menimbulkan pertengkaran kita.Gue yang gak mau dengerin penjelasan loe" Ica membatin penuh sesal di makam Anti, sahabatnya. Di kamarnya, Ica membuka jurnalnya berdua Anti. Di halaman pertama tertulis : Apapun yang terjadi,kita tetap sahabat. BUKAN,kita udah kakak adek karena kita udah menyatukan darah kita.Apapun kata orang,kita tetap harus saling percaya. (Ica & Anti). Ica membaca lembar-lembar beriku

The Day

The day I met you felt so blessed The day I liked you felt so happy The day I fell in love with you felt the world is smiling The days you were in my world felt my life is complete The day for us to end us felt so crushed The day you walked down the aisle I feel free

Sahabat

"Kamu sahabatku..", kalimat Deni tadi masih terngiang di kepala Sinta, bahkan sampe hari ini (5 bulan setelah kejadian itu). 5 bulan yang lalu depan ruang kantor: "eloe udah baca puisi gue?", aku akhirnya berani nanya juga ke Deni. Setelah dipaksa sama Winda, sahabatku. 1 menit, 2 menit, 5 menit...hening. "Gue udah baca, tapi gue gak ngerti maksudnya apa sih, Sin?" Deni menatapku dengan tatapan bingung. "lho, itu balasan surat eloe Den." Hatiku berkata (dengan kata laen, please say you care for me too). "Desperate", aku akhirnya ngomong, "Loe sahabat gue, Den". Deni: "I know, you're my best friend too". ================================== "LOE BEGO DECH, SIN!!" Winda marah besar, setelah aku kasih tau peristiwa kemarin. "kenapa sich, loe gak ngasih tau aja sama Deni kalo loe tuh sayang sama dia lebih dari sahabat?" "Percuma Win..gue harus ngarep apa kalo dia tau? ngarep dia bakal mutusin T

Satu tanya

Perintahkan jiwa tuk melupakan Walau terlalu banyak kenangan menebar seluruh penjuru jiwa ini Tutupi pintu hati tuk meredam gaung tentangmu Biar hati telah banyak berbicara tentangmu Dahagakan rasa ini Biar setetes rindu merembes membasahi rasa Jadi telahkah selesai tentangmu Telahkah rela diriku Satu tanya bergejolak dan tak akan pernah pergi

My best friend...walked down the aisle yesterday

Love in your eyes when you look at him the man you will spend the rest of your life with Smile in your lips when you speak with him the man you choose for better or worse Peace in your heart when you rest your heart to find the last place the man you say I do to You find the courage to trust, honour and cherish your life with someone else My best friend walked down the aisle yesterday To Dino , congratulation...

Mimpi

Telah bangun aku dari mimpi yang indah dan...melelahkan Mimpi yang mengisi hampir seluruh lelapku Nyata telah tiba menyakitkan..kadang Aku memilih nyata..tetap

Hating myself

Hating myself for not being with you Hating myself for can't forget you Hating myself for being so fragile Hating myself for letting you be in my heart Hating myself for not hating you though you said goodbye without goodbye

Aku pasti kembali

Aku pasti kembali untuk meraih cintamu bukan sekarang tapi Aku hanya ingin menyakinkan diriku dahulu Kalau kau cintaku yang hilang dulu Aku pasti kembali dan merekatkan lagi hatiku yang patah

Aku harus pergi

Akan terasa menyakitkan sekali aku tahu melihatmu pergi Karena itu aku yang harus dahulu pergi meninggalkan perasaanku ke kamu Terima kasih kamu telah mengembalikan rasaku yang sempat hilang Terima kasih kamu telah menggariskan senyum kembali di bibirku Terima kasih kamu telah membuatku percaya lagi Aku tahu aku tidak akan tahu apa yang harus kulakukan bila kau tak ada Jadi aku harus pergi dahulu meninggalkan kamu dan semua yang membuatku jatuh cinta padamu

Haruskah

Haruskah kuakui rasa ini Rasa yang mengikatku erat Rasa yang menggelombangkan hatiku Rasa yang menumbangkan semua egoku Rasa yang yang tak pernah mau pergi walau kuperintahkan hati untuk melawannya Haruskah...

Rasa yang baru

Logika dan hatiku mulai bersiap untuk bersaing memperebutkan satu rasa yang baru Logikaku mulai berbicara menyaingi suara hati Hatipun tak mau ketinggalan Suaranya semakin kencang bergemuruh di semua urat-urat jantung Di penghujung akhir logika mundur perlahan tapi pasti membiarkan hati merasakan satu rasa yang baru

Satu hari di bulan Maret

Satu hari di bulan Maret setahun yang lalu Aku...masih seorang aku memegang sesuatu yang tak nyata masih mengawali hari-hari dengan hampa Pagi tak ada bedanya dengan siang Sorepun sama saja dengan malam Stagnan... aku mengalami stagnansi di hidupku sendiri Satu hari di bulan Maret setahun yang lalu Allah memerintahkan waktu mempertemukanku dengan duniaku sekarang Satu hari di bulan Maret setahun kemudian... sekarang Aku...masih aku Merangkul erat hidupku yang nyata Menyapa pagi membelai siang menyambut sore dan malam dengan pasti Hidupku tak lagi berhenti Allah membentangkan jalan lebar untukku melangkah

Aku belajar...melepaskan

Aku belajar memiliki rasa yang dapat memutar-balikkan duniaku Aku belajar merasakan sayang yang dapat menyakitkan hatiku sendiri Aku belajar menyatakan cinta yang kumiliki untuk selamanya Tapi hari ini aku belajar melepaskan rasaku untuk meluruskan duniaku melepaskan sayangku untuk menyembuhkan hatiku menyimpan cintaku untuk memilikinya lebih lama lagi

Masa Laluku

Kamu pertemuan itu puisimu Masa lalu selalu ingin bersua denganku Lupakan tinggalkan aku berjalanlah dengan waktu Tidak ingin ingat kamu pertemuan itu puisimu

Maybe

Maybe you're not my missing rib Still... you fill the hole in my heart Maybe you're not the reason I live Still you're the reason my opening eyes every mornings Maybe you're not my why Still you're my answer

Menu of your life

Have a bowl of love every day to save your soul Have a plate of compassion every hour to understand each other more Have a glass of appreciation every minute to honour whatever you do Have a cup of faith to not stop in believing Your life menu enjoy yourself

Bila cinta datang

Masihkah perlu tanda tanya Bila tak pernah ada jawab yang pasti kenapa ada cinta yang pergi Bila cinta datang adakah kata nanti saja Bila tak pernah ada waktu yang tepat untuk menyambutnya Bila cinta datang butuhkah tanda pengenal untuk siapa cinta diberi dan dari siapa cinta diterima Bila cinta tak pernah mengenal nama Bila cinta datang masih perlukah itu semua Cinta...ya..cinta...

Sama saja

Pagi menghadirkan surya malam ditemani bulan Sama saja Tanyamu tak pernah sampai Tanganmu tak pernah meraihku Cumbumu tak pernah kurasakan Waktu tetap berganti Kamu tetap kamu yang tak pernah untukku

SUNYI DAN WAKTU

Sunyi menjebakku kuterkurung dalam waktu tak bergerak diam Teriakan tertekam oleh diam Masihkan perlu ditemani Setelah cinta datang untuk meninggalkan Adakah rasa yang tersisa Setelah sakit datang perih Setelah kecewa menggantikan marah Setelah rindu menutupi logika Masihkah perlu pengganti Ketika penggantimu termangu dalam bisu Tinggal aku masih dalam sunyi yang dimakan waktu