Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2005

Jalan

Aku pernah di jalan itu Tapak-tapak yang meninggalkan jejak CINTA Kini semuanya hanya sisa-sisa yang terbuang Aku kembali di jalan itu.. Yang memanggil-manggil diriku Aku tak dapat lagi merasakannya Bahkan kemarin saat CINTA dekat denganku...

Fiksi (Republished)

Perasaan Nina "Gimana rasanya udah ngasih tau ke orang yang kamu sayangi, kalo kamu sayang banget sama dia?" "Rasanya lega banget Na." Dila menjawab pertanyaan Nina dengan senyuman. Dia tau Nina, temannya dari SD ini ingin melakukan hal yang sama, hanya masih ragu-ragu. "Menurut loe, Dil, Tio bakal ngomong apa kalo gue bilang gue sayang sama dia? "Mmm, gue jujur gak tau Na, karena gue bukan Tio. Tapi gue yakin kok, kalo dia akan ngomong yang sejujurnya tentang perasaanya dia sendiri." "Gue takut Dil, gue belum siap gak jadi temennya Tio lagi." "Well, semuanya terserah eloe Na." "Biar gue pikir dulu deh ya, Dil." =========================================== Malam itu seperti biasanya Nina melakukan rutinitasnya sebelum tidur :ngelamunin Tio, cowok baru yang dia kenal dari 3 bulan yang lalu. Tio itu adalah cowok yang, menurut Nina sendiri, ganteng, tinggi, keren dan cool. Tapi sayangnya Nina adalah tipe cewek yang terlalu t

Suatu keputusan

Adzan Maghrib terdengar berkumandang dari dalam mesjid yang dilewati mobilku.... Hatiku terasa teduh mendengar panggilan Allah itu. Lebih nyaman rasanya mengakuinya sekarang. Aku berhenti merasakan semuanya terhadapnya. Saat ini, semua perasaanku tumpah ruah, tak menyisakan apapun lagi tentangnya. Aku berhenti menganggapnya bagian dari aku. Cukup lama, kuakui, untukku mengatakan ini dengan keras. Seolah dengan mengatakannya, aku telah menjadikannya sakral. Tak lagi mengingkarinya.. Aku tidak ingin di masa yang akan datang aku akan terus melihat yang terjadi di belakangku. Aku sudah selesai dengan itu semua. Tak akan ada penyesalan yang kubawa tentangnya. Perjalanan menuju rumahku masih lama, terhadang riuhnya lalu-lintas jalan. Tapi... perjalananku tentangnya telah sampai pada tanda Berhenti...

I know...

Regrets will cover my heart and soul if I don't say what my heart says to you I choose not to say it I know... not a day passed me by without me wishing we are like we were used to be I choose to face we are now I know I've tried many times to understand you but I've failed I'm still trying I know... I can't fix everything about us There's a part of me, thinking my life is gone but I was wrong it's only lost ..

Kembali

Tak mampu menahan senyumku saat melihatnya. "Terima kasih Tuhan, dia baik-baik saja," sebersit syukur terucap di hati. Memang, aku amat berterima kasih kepada Yang Maha Tahu Segalanya. Melihatnya dulu dengan suasana hatinya sekelam malam ah..membuatku risau Tak ada yang dapat kulakukan. Hanya mampu menghadiahkan sebuah doa kepadanya. "Sabar. Pasti kembali," di tiap sadar dan mimpiku kata itu berdentum tiada henti. Melihatnya hari ini aku tahu dia telah kembali Juga doaku..tak pernah sampai pada titik. Semoga aku masih melihatnya esok dan lusa.... Semoga kelam di jiwanya telah punah. Dan ia telah berdamai dengan apapun itu yang membuatnya menutup dirinya dari aku...

Chemistry atau pernyataan dulu?

"Aku belum yakin, Ya." "Bukannya kamu merasa dia adalah your-so called-the one?" "Iya, memang dia sudah menyatakan perasaanya ke aku." Aku tersenyum, ingatan membawaku ke sebuah talkshow di frekwensi radio kesayanganku yang menemaniku melewati ramainya lalu-lintas malam Minggu kemarin. Chemistry atau pernyataan dulu? Ternyata sebagian besar pendengar malam itu (yang mungkin lebih memilih melewati malam dengan cara yang sama denganku) memilih Chemistry. Do we still need to say it out loud when we've already felt the-thing-called-chemistry?

Serpihan

Sulit sekali kupejamkan mata ini. Telah puluhan doa kupanjatkan, memohon agar mata ini terpejam. Enggan tertidur, mataku terpaku pada sebuah catatan di sudut lemari. Sembarang membuka lembarannya.... sampai pada suatu tulisan Kamu adalah orang yang salah yang terasa begitu tepat di hati... Serpihan setahun yang lalu sebuah perjuangan menepis perasaan kita Kata-kata yang tak perlu terucap tapi..kau mengerti sudah Suatu garis tipis yang memisahkan Buat kamu.. yang mampu membuatku menangis dan tertawa Melihat serpihan kita semalam begitu aku mengerti mengapa sayang

Yakinku

"Cobalah belajar mencintai yang lain.." Cinta yang lama diganti cinta baru Semudah itu? Layaknya menutup mata dalam sedetik Aku tidak semudah itu melupakan Aku bukan langit yang dapat merubah pekatnya mencari biru cerah Aku..hanyalah aku yang mengandalkan kekuatan waktu untuk belajar memberikan cinta kepada yang lain Waktu belum seia denganku Buat apa aku membohongi hatiku Mungkin aku picik tak ingin mencoba Aku hanya mencoba bertahan dalam yakinku Aku..hanyalah aku yang memilih bertahan dalam cinta yang ini

Ini Cinta

"Aku cinta dia." Ini yang kesekian kalinya aku mendengar dia mengucapkan perasaan cintanya yang dalam untuk sahabatku. Pertama kali mendengarnya ucapkan rasa sayang jujur aku tidak percaya Hampir aku bertanya, "yakin?" Maya takkan bertahan lama Itu pemikiranku dulu.. Setelah melihat binar di mata sahabatku setiap menyebut namanya Setelah merasakan sipu di hati pasangannya Setelah mendengar harapan keduanya untuk bersanding bersama aku mengerti Ini cinta akan bertahan Doaku

Sejenak

Kalau percayaku belum mati Harapku masih hidup Hatiku tetap cinta Walau sejenak.. cukup membuatku bertahan Bantu aku untuk tidak berhenti Walau sejenak

Terima kasih

Suatu teori tentangnya terbukti hari ini Instink seorang aku sekali lagi tepat Walau kenyataan menelanku pahit Tiadanya mencekamku tajam Terima kasih untuk kamu

Sorry

I'm sorry for my heart that's been broken I'm sorry for the tears shed every day I'm sorry for all the sad poem I'm sorry for can't let you go I'm sorry for missing you Most of all.. I'm sorry that I've ever fallen for you

Langit yang sama

Jujur... kamu sumber inspirasiku Karena kamu semua kata begitu mudahnya kurangkai Kini kamu tidak ada lagi satu katapun begitu sulit kutemukan Lucu ya.. kita berubah menjadi dua orang yang penuh basa-basi Bukan cerita baru lagi Kalau malam ini aku melihat langit berdoa kamu lagi melihat langit yang sama

Bukan aku

Sesaat nafasku terhenti..jiwaku terhempas. tapi sudahlah, sudah berlalu Ini bukan suatu cerita indah buatan manusia. Ini nyata. Jadi, biarkan aku berduka sejenak. Beri aku waktu bersedih.. Jangan bilang aku egois, hanya memikirkan diriku sendiri. Cukup lama aku melupakan diriku. Mengembara dalam kisah orang lain. Melupakan diriku Ingat aku? diriku? Aku lelah dalam penantian. Aku letih peduli.. Aku capek memikirkan baik buruknya suatu tindakanku. Lepaskan aku Biarkan aku Benar..salah. aku tak lagi peduli.. Sejak kapan aku harus mengindahkan titik koma? tidak pernah! karena itu Bukan Aku...

Obsesi?

"Kenapa?" "Aku tidak bisa baca rumah mayanya," aku mengeluh dengan sahabatku. Sahabatku tak berkomentar apa-apa lagi, tapi pandangannya yang sedemikian rupa cukup membuatku ingin bertanya, "kenapa melihatku seperti itu?" "Ternyata kamu masih ya." "Maksudnya?" "Iya, kamu masih terobsesi dengannya." Aku marah! "Siapa bilang aku terobsesi??" sifat temperamenku mulai memuncak. "Benar kan? Apa coba namanya kalau bukan TEROBSESI kalau tidak mampir di rumah mayanya setiap sejam sekali?" Aku mencoba berdalih, "aku hanya..." Temanku memotong, "Iya, kamu hanya TEROBSESI." "Aku hanya sayang sama dia." "Kamu tahu, bukti sayang terbesar yang bisa kamu tunjukkan adalah dengan mencoba melepaskannya menjalani hidupnya sendiri, tanpa harus ada kamu dalam hidupnya ." Temanku mencoba meluruskan kembali pemikiranku. Cukup dengan satu kalimat temanku itu, membuatku terjaga. Sadar selama i

Jatuh cinta

Bintang sudah mati Membakar angan membuang setiap gairah di hati Memecah semua keinginan tak memperdulikan cinta Tak ada yang lagi yang penting hanya..bintang Bintang Sudah Mati.... Kalau sebuah cahaya bersinar darinya yang lebih dari bintang Bintang sudah mati... dan aku ..jatuh cinta

The right word

Miss Windy Johnson is an elementary teacher. She really loves teaching kids. She teaches from her heart, so every day she's looking forward for her day in the class. One day, she teaches about adjectives used to describe feeling. "Ok, kids, who can tell me what to say if you're feeling not so good?" Willy, "awful." Jim, "bad." Ted, "sad." Kane, "worse!" Another student says, "terrible." Diane shouts, "horrible." Miss Windy: "That's very good, kids." Now, let's make a drawing to describe how you're feeling today." That class happened a week ago, And Miss Windy almost forgot about it, until this Monday someone comes to her class. "Hello, my name is Mr. Smith, I'm Kane's father." "Hello, Mr. Smith. I'm Miss Windy Johnson, but just call me Miss Windy. What can I do to help you?" "I know that you've taught your students including my son about adje

PERNAH

Pernah ingin kumemintamu tinggal tapi hati ini terasa kelu tiap kumencoba Pernah ingin kubertanya kenapa tak sama lagi tapi jiwaku membeku saat kususun tanyaku Pernah kumencoba menganggap kita hanya dua orang asing yang saling kenal tapi kisah kita berkata lain Pernah.. tapi semuanya hancur dimakan ragu

Patah

Bila saja amarah dalam jiwaku dapat didinginkan oleh sebuah penjelasan Andaikan waktu dapat terbekukan pada saat itu agar saat untuk memahami tetap ada Memecah heningnya malam menyadari Semua telah terlambat Kita terlalu patah untuk dapat disambung lagi