Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2008

Menjemput imaji

Rasanya sudah lama tidak menggoreskan pena ini. Beberapa episode hidup terlewatkan begitu saja, tanpa ada catatan tentang mereka. Kemana perginya luapan kata-kata yang selama ini memenuhi imajiku? Ketika imaji sudah terganti dengan logika kehidupan.. langkahku tersaruk menapaki ruang-ruang imaji..terhenti sesaat. Catatan terakhir tentang hujan meninggalkan begitu banyak noktah.. menghalangku untuk menceritakan tentang hidup yang masih ada. Apa harus selalu menggores pena tentang hidup? Guratan pena terseok-seok di atas lembaran.. menjemput imaji yang masih enggan menggantikan logika.

(Bukan) lelaki hujan

Kenapa ya, setiap hujan..setiap rintik-rintik datang..aku selalu teringat kamu? Padahal, kita tidak memiliki kenangan dengan hujan. Bahkan, saat kamu pergi juga bumi malah mengering. Tapi hujan malam ini..membuatku teringatmu. Padahal, kamu sudah nyaman. 1 kata yang belum kumiliki. Kamu itu nyamanku. Kamu pergi bersama nyamanku. Malam ini hujan..rintik-rintik.. tapi kamu masih tidak ada. Ini hanya racauanku tentang kamu..hujan. Padahal kamu bukan lelaki hujanku

Kisah hujan

Menghapus tulisan kemarin karena hujan tak lagi dapat menyampaikan pesanku padanya.. Maka kisah hujan, dia dan bintang juga mencapai titik akhir. Hujan masih deras mengetuk-ngetuk jendela kamarku, tak peduli pena yang telah mengering karena terus menggores kata untuknya. Hujan masih terus turun.. menungguku memintanya untuk pergi. Hujan tidak salah.. tak usah cepat mengering karena pena masih enggan menggores lagi.