Skip to main content

Rameee..

"Tante Yaya minta kertas", ini udah permintaan rutin tiap Isya (ponakanku yang 3 thn) dateng ke rumah. Hari ini ditambah lagi, abis Isya..dateng Walid (ponakanku 1 lagi) dengan permintaan sama :minta kertas. Akhirnya aku kasih aja segepok kertas, biar gak balik lagi. Belum 5 menit..."tante Yaya minta pensil"...
Hari ini emang rame banget, 4 orang ponakanku ada di rumah semuanya, dan kamarku udah kayak kamar baca aja dech. Semuanya megang majalah anak-anak (biarpun Isya belum bisa baca), ditambah lagi guling udah di lantai, selimut udah di atas lemari. Itu belum seberapa..liat donk kamar tamu : ada mobil-mobilan gede parkir di tengah ruang tamu, di sebelahnya ada perosotan, di bawahnya ada 1 kotak crayon dan segepok kertas. Pokoknya udah kayak TK dech.
Rame emang, tapi begitu 2 orang ponakanku pulang, dan tinggal Walid dan Isya, rumah jadi sepi mendadak. Dua-duanya sekarang teler alias udah bobo...hehehe...

Comments

^angie^ said…
gw blom punya keponakan, ada juga sepupu2 yang masih kecil. Dan mereka lebih senang bergerak, exploring something, dibandingkan duduk diam dan menggambar.
They would run all around the house dan mengharapkan gw untuk menjelaskan semua hal.
"kak angie kak angie kak angie, ini apa?" "buat apa?" "kok bentuknya begini?" "ayamnya kok kecil?" "kok di di kolam kak angie ada bunganya? *baca: teratai*" dsb
and yes...mereka kalo manggil ga cukup sekali, it would have to be "kak angie kak angie kak angie..."
And as much as i love children, I have to admit that I'm glad when they've -finally- gone home....:P

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...