Skip to main content

Chemistry atau pernyataan dulu?

"Aku belum yakin, Ya."
"Bukannya kamu merasa dia adalah your-so called-the one?"
"Iya, memang dia sudah menyatakan perasaanya ke aku."

Aku tersenyum, ingatan membawaku ke sebuah talkshow di frekwensi radio kesayanganku yang menemaniku melewati ramainya lalu-lintas malam Minggu kemarin.


Chemistry atau pernyataan dulu?

Ternyata sebagian besar pendengar malam itu (yang mungkin lebih memilih melewati malam dengan cara yang sama denganku) memilih Chemistry.

Do we still need to say it out loud when we've already felt the-thing-called-chemistry?

Comments

[bayu] said…
chemistry. tp perlu perbuatan juga. kalo engga nanti malah ga jelas...
ketket said…
hmm..yeah..
YNa said…
"Do we need still need to say it out loud when we've already felt the-thing-called-chemistry?"

neeeeeeed! hehe..
coz hak paten itu perlu :P
Eddy Fahmi said…
biasanya nggak berani bikin pernyataan aneh2 kalo belom yakin ngerasain chemistry hihihi :D
A said…
uh huh!
need both i guess!

smacem perlu legalisasi dari KUA meskipun ijab udah cukup ;)
adcornelia said…
both will work well ;)
hariman said…
chemistry?

there is no such thing.

:D

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

My 2 cents

It started a couple of months ago, when I wanted to get rid of several books I own by having a book giveaway in my blog. Unlucky me, the moment is also coincided with an event held by an institution who collected books for donations. Then, I mus say this...unfortunately, some people started to question me.. "why didn't I donate them?" "you know, there are others who can't afford to buy book, etc..etc.." Ok, honestly... I was annoyed . Wasn't it enough that I said "this time I wanna give the books away with MY way? Oh please, don't use the this-is-Ramadhan,-so-it's-a-great-way-to-do-nice-things-for-others-excuse . Not to be defensive or anything, if I want to do great things I don't have to let the whole wide world know, don't I? and don't you agree there are still other nice ways to do the so called great things? Just my 2 cents..