Skip to main content

"Mungkin aku bukan komunitas kamu..."

Kira-kira seminggu yang lalu ada sebuah pesan masuk di handphone saya. Pesannya bernada akrab. Tapi saya jadi bingung karena nomer tersebut tidak terdapat di memory handphone saya (sehubungan dengan keterbatasan memory Hape), maka saya membalas dan dengan sopan bertanya identitas pengirim pesan tadi.

Tahunya, pesan tadi berasal dari seorang teman (yang memang baru pertama kali bertemu). Sebenarnya tidak masalah siapa pengirim pesan itu, tapi jawaban teman saya itu membuat saya sedikit tercenung.

"Mungkin aku bukan komunitas kamu..."

Dari kecil sampai sekarang, saya dibesarkan di keluarga yang mengajarkan untuk tidak memilih-milih dari luarnya saja dalam berteman. Dan dengan berjalannya waktu, sayapun menjadi lebih dewasa...saya berusaha untuk berteman baik dengan siapa saja.

Jujur, saya merasa divonis memilih-milih teman. Yaah, mungkin saja ini hanya masalah kesenjangan komunikasi saja. Saya termasuk orang yang lebih gampang mengingat seseorang bila telah bertemu muka langsung, daripada mengingat namanya.

Di malam takbir bergema di mana-manpun, saya mendapat beberapa pesan yang tidak terdaftar di handphone. Tak ada jalan lain, kecuali saya menelpon nomer itu kembali. Dan ternyata...teman saya yang sudah 2 tahun tidak berhubungan lagi.

Alhamdulillaah...tali silaturahmi terjalin kembali.

Tetapi malam ini saya merasa bersalah sekali, karena saya kembali melontarkan kalimat serupa untuk teman saya. Hanya karena saya dihinggapi perasaan kesal karena teman saya itu tidak pernah mau diajak bertemu dengan teman-teman yang lain. Maaf, saya tidak berhak untuk menilai kamu.

"Mungkin aku bukan komunitas kamu..."

tapi...

Seiring dengan Idul Fitri 1 Syawal 1426 H, saya mengucapkam Mohon Maaf Setulus Hati saya, mohon dibukakan ruang maaf yang selebar-lebarnya..



Iya..."Mungkin aku bukan komunitas kamu..."

tapi...

aku tidak pernah menganggap kamu bukan komunitas aku.

Comments

Mungkin lebih bijak menengok kebelakang untuk memahami ... alasan dibalik itu. Setidaknya tahu other side view dan aku yakin ini bukan satu masalah bila kita bisa "mengerti" pada akhirnya .... duh omongan gw kayak pildacil ya :P

met lebaran Yaya.
Lost said…
mmm.. sama yah kdg2 aku suka dianggep begitu, padahal kdg2 aku orgnya pemalu... hehehehe buat yg blom aku kenal sech, hehehe, setelah itu they said they cant shut me up! hehehe :) met lebaran jg yah, semoga ibadah puasanya diterima Allah SWT, eh itu kupu2 lucu sekali! :)
irene said…
Hi Yaya.. thanks ya udah mampir-mampir.. :D

btw, met lebaran ya.. :)


ireyna
http://critacriti.blogspot.com
Melly said…
Met lebaran yah tante
DeJaBlue said…
Hii... saya bukan dari komunitas mana-mana..but I would like to send you my best regards and wish you the best, - from new friend... !!!
Komunitas?! Jgn diartikan seseram itu deh...akui aja, mau gak mau, emang ada seleksi alam disini (caela....:-) )
Bisa jadi kita "menerima" semua orang dengan perlakuan sama, tapi mungkin untuk "hal2 tertentu" kita hanya bisa "akrab" dengan komunitas kita...supaya omongannya nyambung. Misal, gak mungkin banget aku "curhat soal cowok" ama generasi ortu, etc...itu hanya contoh umum, dan aku gak perlu spesifik banget ya.
yg jelas sih, buatku, brad pitt itu bener2 bukan komunitasku!!!:-D
Anonymous said…
dalam dunia pertemanan *duh* emang pasti ada circle2 kecil yg terbentuk krn punya pemahaman yg sama dan juga rasa nyaman...dan nyambung/cocok..

sebagai contoh dunia blog ini, aku punya lingkaran teman blogger sendiri, aku kira demikian pula kawan2 yg lain..

Ied Mubarrak. maaf lahir batin..
anastasianani said…
biarin aja ya,, bisa jadi itu kesan pertama,, let him be him.. let me be me.. hehhehehe..
mata capung said…
kadang ada orang yang berharap jadi temanmu, tapi dia tidak ingin masuk komunitasmu. dia menyadari kamu terlibat erat dengan komunitasmu, dan dia merasa tersingkir. orang yang butuh teman, gw rasa.

nice blog, tp tulisannya berat buat dibaca :)

salam
mc
ShOFa ImOeT said…
huhu sedih emang klo ada yg bilang gt... terlalus ensi mungkin dy nya :)
Badrul. R said…
hmm gue suka banget postingan yg ini... ntah kenapa kena aja di gue juga... soalnya gimana yaa disini gue udah coba seakrab apapun ama orang, tp sepertinya kita tidak nyambung... baik ama orang prancisnya atau orang indonesia yang disini.. kdg2 selalu terlintas dipikiran gue... seperti yg lu bilang.. mungkin gue gak di komunitas kalian :)
nl said…
tapi kadang memilih itu perlu loh.. karena kita juga bukan malaikat..!
[p.r.a.z.z] said…
met idul fitri
maap lahir batin :)

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...