Skip to main content

Mulai hari ini, kita jalan sendiri-sendiri

Mulai hari ini, kita jalan sendiri-sendiri. Hidupmu dan aku biar pisah sampai di sini.

Maaf, waktu untuk mencintaimu telah usai. Aku telah berusaha menempati satu ruang di hatimu. Dan kali ini aku setuju denganmu. Kau..memang tak pantas untukku.

Kau berubah. Bukan, mungkin aku yang berubah. Waktu telah merubah aku, seperti yang kau bilang..semuanya tak sama lagi.

Maaf, aku menghabiskan waktumu, waktuku dan waktu kita..menganggap apa yang ada itu berharga. Menghabiskan waktu kita menyamakan kita kembali. Nyatanya, semuanya hanyalah bungkusan kepura-puraan.

Aku sudah lelah. Bukan, bukan aku menyerah dengan cinta aku. Kuhanya memberi jalan untuk sebuah kepastian..terutama untukku.

Sekarang waktuku..meyakini diriku..tak ada yang salah di aku. Aku dulu hanya terlalu buta untuk melihat kenyataan ini.

Bila kau bertemuku lagi, lepaskan kepura-puraanmu. Aku benci.

Mulai hari ini, kita jalan sendiri-sendiri..



Comments

igouw said…
wah yaya....
aku justru paling suka jalan2 sendirian, enak lagi..
ada freedom to choose, kita bebas mau ngapain aja..
belok kiri, belok kanan, stop dimana aja kalo cape
ada privacy, gak ada yang mempengaruhi opinion kita
mungkin kelihatan egois, tapi kesendirian buatku
bisa berarti mereview diri sendiri, bisa berarti
perbaikan sikap....
Kartina Mutien said…
kalo memang itu jalan terbaik bwat kita why not????
ayo ya yg semangat...
anastasianani said…
udah, jgn terlalu dipikirin lagi.. jalanin aja yg terbaik buat kamu, ga usah liat ke belakang, jadi dirimu sendiri aja...
Tapi kenapa saat aku ingin mencari jalan sendiri, kau katakan:"good, wear dress, wear heels, bla..bla..."

you should hv stopped me and said tht u love me, you idiot!!!!huhuhuhu.....:-D
cindymon said…
kalo butuh temen, jangan sungkan2 telpon sindy yaaahhh ;)
nl said…
nyanyi rossa deh..TEGAR..
lee said…
kalo gitu kita jalan sendiri2 aja, yaya' di jkt aku di sby... hehehe... :)
.....walau ku memohon dan meminta hatimu.....
jangan pernah tinggalkan dirinya.....untuk diriku......lalala
(sorry ya, aku doyan banget ngomentarin topik beginian...hehehehe)
lucy said…
hmm... komen apa yah ? yah dijalanin aja deh, sakit sih.. tapi jangan takut yaaa... diluar sana masih banyak yang mengharapkanmu :) sabar yaaa
mamat ! said…
apakah cinta harus berbalas ? Apakah mencintai harus dicintai.
Ketulusan lebih utama, walaupun batas dengan pengorbanan sangat tipis
"emas indri" said…
kepura2an??? hal paling tidak sehat dalam sebuah hubungan....
unai said…
huhu...pasti kehilangan...
Mama Zaza said…
waaaa.....knp teh yaya? hmmm...mdh2an jln yang terbaik ya..
JUST NOTHING!! said…
Satu pesen Ya: Akhiri dengan Indah *hehe, dgn INdah?? Lesbi rupanya*
andhinhz said…
Allah selalu tahu yang terbaik buat kita mbak...
dan mungkin, jalan ini-lah yang terindah untuk dilalui...
sesuatu yang diawali, ada saatnya memang harus diakhiri...
jalan sendiri2? kenapa enggak...
mungkin di jalan yang dilalui sekarang ini, akan muncul yang lain?hehehe...
tukangpot said…
enjoy the liberty of being joyfully single while you still able to honey! take care!

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per