Skip to main content

Selamat jalan temanku

Tidak usah kuingat kapan kita berpisah, tapi aku akan selalu ingat kenapa kita dapat bertemu awalnya.

Berawal dari sebuah email (kalau tidak salah) 3 tahun lalu. Kau ungkapkan kesedihanmu berpisah dengan sahabat dekatmu. Berawal dengan telepon dariku. Lucu, dulu kau mengira aku seorang lelaki yang mencoba mendekatimu. Berawal dari sebuah obrolan yang beranjak menjadi obrolan yang akrab.

Aku ingat, kau yang menghiburku saat kuadukan tentang keresahanku mengenai abang. Kau yang memberiku semangat untuk jangan patah semangat sama abang. Kau yang selalu menemaniku di ujung tali telepon di seberang sana, walaupun malam semakin larut dan kita kehabisan bahan obrolan.

Aku ingat, kau dengan kecintaanmu dengan grup band Naif. Kau dengan segala kecuekanmu, tetapi kau begitu baik dan tulus.

Aku tidak ingin mengingat kapan kita berpisah. Walaupun di Zuhur ini, kita harus berpisah.

Allah SWT telah begitu merindukanmu, dan memanggilmu kembali ke sisi-Nya.

Selamat jalan, Andia. Thank you for keep me going at that time.

Comments

buderfly said…
Selamat jalan Andia...dan Yaya, seorang sahabat sejati tak pernah pergi dari dalam hati...
topan said…
gw jadi inget temen dekatku Paing.Semoga amalan yang diperbuatnya menghantarkan dia untuk jumpa dengan-Nya.amin
Najwa Alya said…
Tante, turut berduka ya... semoga semua amalnya diterima di sisi_Nya.. amien
Lili said…
innalillahi wainnailaihirojiun

semoga diterima disisi Allah SWT
cikubembem said…
innalillahi wainnailaihirojiun
semoga arwahnya diterima di sisiNya

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber