Skip to main content

What is love, anyway?

Love is
accepting someone for what and who he is

Love is
being able to forgive someone for what he has done to you

Love is
never questioning

Love is
being able to smile, though knowing something bad about someone you love

Love is
keep praying for someone you love, even he has gone

Love is
being grateful because he is still alive and happy, although not with you

Love is
never stop believing in him

Comments

Yang pasti sih Ya..
LOVE is WoNDeRfuL ThING laahh!
hehe.. bener ngga?! :))
Kartina Mutien said…
cinta....apa yah..pusing ach...
yg pasti sungguh nikmat kalo kita selalu dicintai dan bisa mencintai seseorang...*hughs*
complicated... cinta atau manusialah yang membuatnya complicated?
Eddy Fahmi said…
L is for the way you look at me
O is for the only one I see
V is very very extra-ordinary
E is even more than anyone that you adore can ;)
L. Pralangga said…
One other thing Yaya.. :) :

Love is being able to stand the test of time in faithfulness.

Itu yang kadang menjadi tantangan terberat, at least buat saya yang jauuuh sekali dari rumah.
``` said…
Mba Yaya....Sama2 lagi ngomongin cinta nih.....he..he..^^
caranita said…
In short: love = willingness to be foolish? Ouch!
IndigoDeviLLe said…
Love makes the impossible become possible, you do the things you thought you'd never do.
Sisca said…
Love is when somebody love me *kwikkwik*
Mama Krucils said…
nice posting ... it's always about love .. love .. and love ...
Innuendo said…
and..when u love somebody, set them free
Ida Syafyan said…
Kalo cinta versi aku, gak buta-buta amat sih, rabun dikit lah... hehehe. Tapi yg jelas cinta harus memiliki, kalo kira2 gak bisa memiliki ya gak usah deket2 deh... ciiaaaatt...

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...