Skip to main content

Aku menikmati hujan..kangen

Mungkin ada baiknya. Kali ini aku tahu pasti alasannya. Tidak harus aku menunggu hujan berhenti.

Aku menikmati hujan. Bukan karena hujan menghapus semua dukaku. Laraku telah terhapus dengan sendirinya, seiring dengan waktu.

Sejak sebulan lalu, aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menyebut bahkan menuliskan namanya lagi. Juga seiring jalannya waktu, aku telah menghapusnya dari ingatanku.

Semua kenangan..semua pertanda..kuanggap semuanya hanyalah semu, tidak nyata, dan hanya ada dalam khayalku semata.

Walaupun masa membawanya kembali untukku, aku tidak akan ikut dengannya.

Aku menikmati hujan. Tanpa harus membawa bayangnya di tengah gemericik di luar sana.

Aku menikmati hujan. Walau harus kuakui

kangen..

Comments

Theresia Maria said…
yaya, met valentine yach. biarpun si dia dah gak ada, tapi jangan sampe melarutkan kebahagiaanmu.
Greiche Gege said…
That's mbak Yaya...I like it..
You have to be strong, mbak...Nikmati aja hujan sebagai background perasaan kangen yg mbak punya
Insya Allah musim hujan tahun depan, mbak akan mengingatinya sebagai kenangan yg sangat indah..
Mbak Yaya harus kuat..I believe it, OK?
Keep your feeling in the rain...
Ang Tek Khun said…
dipuas2in ya, hujan dah mo abizz...
Hannie said…
hola! jadi inget waktu SD kerjanya main hujan-hujanan sampe cucian numpuk!
:D
-dimas hary- said…
tidak ada yang lebih menyenangkan selain berdiri di jendela ketika hujan datang .. atau berdiri di teras dan mencium bau tanah ketika tetesan air dari langit menyentuh haribaan bumi pertiwi seolah kita bisa mendengarkan cacing-cacing tanah berceloteh riang gembira, rumput-rumput tertawa dan ranting-ranting pohon bersuka ria ..

I always love rain ...
Sisca said…
Mbak Yaya, jgn kelamaan main ujan ..ntar kena flu gimana dunk :)
Dear Yaya,

Blame it to the rain ? Ya, kalau pas kena flu. Asal bukan flu burung. selamat menikmati hujan,Yaya. Terima kasih telah sudi berbaik hati mampir di blog saya.

Bambang Haryanto
Close To You (http://undagi.blogspot.com)
Mama Zaza said…
hmm...karena ujan, jadi kangen ya te yaya? :)
bleem said…
dimana2 hujan, apakah ada yang lebih indah dari hujan ?
Anonymous said…
wuih ehem2 kangen nie ya Yaya apa kabarnya yaya...salam selalu
dahlia said…
aku kangen...ama YAYA...
Mama Krucils said…
sendu amat ... lagi kanget ama siapa sih ??? jadi penasaran nihh ..

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...