Skip to main content

Secercah ijin buat hati

Lupakan bintang
yang mengambil seluruh harap


Lupakan setiap surya terbenam
yang mengarak seluruh ingin


Kini menepi..mengais secercah ijin


untuk tidak menyalahkan hati

Comments

unai said…
Jangan kau lupakan bintang...
Malam tak lah indah tanpa hadirnya...
Kau boleh menyimpannya...kenangan terindah bersamanya...tanpa harus melupakannya.

Hati tak pernah salah...
WeSy 'CiCi' said…
mungkinkah bisa melupakan bintang, jika setiap malam dia tetap bersinar terang?!
surya tidak akan pernah benar2 tenggelam, karena esok hari dia akan muncul lagi.
dan hati...memang tidak pernah salah, karena dialah kita bisa merasa.
huwaa gw ga bisa nih bales2an puisi =P lg mengharap sm bintang yaa...
langit biru said…
bener kata unai..
malam tak akan pernah indah tanpa hadirnya bintang...
percaya deh...
ciplok said…
bulan tentu akan merasa sepi jika malam tak berbintang
biarkan rasa itu selalu ada
walau terasa galau

*setuju dengan UNAI dan LANGITBIRU !!!
doooh guekan pengikut setia mereka berdua, hihihihi...
fiabrotodhona said…
Yaya, salam kenal ya. Ternyata yaya jago bikin puisi ya. Sayang bundanya Fia nggak jago bikin puisi. Makasih ya udah mampir ke rumah Fia.
Theresia Maria said…
bagus2 puisinya, teruskan Ya.

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

My 2 cents

It started a couple of months ago, when I wanted to get rid of several books I own by having a book giveaway in my blog. Unlucky me, the moment is also coincided with an event held by an institution who collected books for donations. Then, I mus say this...unfortunately, some people started to question me.. "why didn't I donate them?" "you know, there are others who can't afford to buy book, etc..etc.." Ok, honestly... I was annoyed . Wasn't it enough that I said "this time I wanna give the books away with MY way? Oh please, don't use the this-is-Ramadhan,-so-it's-a-great-way-to-do-nice-things-for-others-excuse . Not to be defensive or anything, if I want to do great things I don't have to let the whole wide world know, don't I? and don't you agree there are still other nice ways to do the so called great things? Just my 2 cents..