Saat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu.
Saya telah dibunuh..
Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu.
Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain.
Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya.
Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih.
Karena nila setitik, rusak susu sebelanga
Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya?
Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupun menjadi lebih buruk. Dan lingkungan juga akan banyak mempengaruhi karakter seseorang. Tapi memilih untuk menjadi baik/ buruk seperti lingkungannya juga menjadi pilihan masing-masing individu.
Begitupun saya. Saya tidak bilang kalau saya itu sempurna. Tapi saya berusaha untuk menjadi orang yang baik, biarpun dengan segala kekurangan yang ada pada diri saya.
Dan saya tidak munafik. Saya pernah menyakiti seorang yang saya sayang dengan kata-kata. Coba tanya sama kakak saya :-) Berapa kali sich kita berantem? Tapi ya itu, setelah paling lama sehari kita diem-dieman, kita akan biasa lagi.
Yah, mungkin saya hanya butuh waktu.
Padahal, bisa kan kita berkata jujur tanpa harus menggores luka di hati teman kita? (saya akan menggap pelajaran hidup teman saya belum sampai pada level tersebut).
Saya hanya butuh waktu untuk bisa memaafkan teman saya itu. Memaafkan dan melupakan apa yang telah teman saya lakukan itu.
Saya butuh waktu untuk bisa ketemu dengan teman saya itu tanpa harus ada suara di kepala saya yang berbisik "hal yang paling aku benci setiap kali ketemu kamu adalah kenyataan kalau aku gak bisa benci sama kamu, biarpun kamu telah menyakiti perasaan saya.."
Saya hanya butuh waktu untuk belajar menjadi seseorang yang berjiwa besar, menganggap apa yang telah teman saya ucapkan itu adalah caranya menunjukkan kepeduliannya terhadap saya.
Allah tena i ki tinro (Tuhan itu enggak tidur).
Saya yakin, Tuhan akan menyembuhkan luka yang telah dihadiahkan oleh teman saya itu. Karena saya tidak mau terus hidup dengan luka dari teman saya tersebut.
Comments
saya juga pernah (sering?) mengalami hal yang seperti kamu tulis. Dan pada akhirnya saya menunjukkan sikap bahwa saya tidak suka diperlakukan seperti itu. Saya akan tunggu beberapa waktu, apa reaksi yang akan keluar. Kalau reaksinya tidak sama seperti apa yang kita harapkan...well, siap-siap untuk mencoretnya dari daftar teman kita. Tapi, dengan tetap membuka pintu maaf tentunya. Siapa tahu suatu saat dia berubah. Satu pelajaran penting yang saya dapat: Jangan pernah terlalu berharap sama orang lain. Sok menggurui banget ya gw:)
okay, gw cuman satu mo gw bilang ama elo.
Lupakan temen elo itu, jangan capek capek mikirin yang NGAK PENTING.
HIDUP CUMAN SKALI...biarkan NIAT BAIK elo itu, Tuhan yang menilai.
Trus, makin elo rusak HATI elo, makin mubazir smua NIAT BAIK elo.
YAYA, sayang...masih banyak temen temen elo yang mo jadi SAHABAT elo.
Bukan yang mo meLUKAI hati elo ituh.
Okay....lupakan...NIKMATI HIDUP..
LIFE IS BEAUTIFUL...
Senyum...lupakan yang bikin SEMPIT hati.
okay....muach...muach...sun sayang dari GW.
semua yg dahlia bilang udah mewakili untuk semuanya
Btw, Melupakan dan memaafkan juga nyaman loh :)
tapi masa mo dinikmati.... maafin & lupain yg udah... tul nggak?
:)
-- kata2 itu menunjukan kalau kamu itu benar2 seorang teman yang baik friend, ya udah, kamu mending menghibur dirimu sendiri, pergi shopping? makan? sini aku temenin
peristiwa ini ngajarin kamu biar kuat.
Insya Allah next time pas waktunya pas.
satu lagi, congrats yaaa, karena begitu indah tulisanmu, aslah satu puisimu menghiasai bukunya Syafrina Siregar....hebat...selamat yaaaa
blog ini layak di jadikan buku...buruan daftar yaaa ke penerbit yg diberitahu mbak Sa
pas banget yang yaya tulis dengan yang aku rasain.. curahan hatimu memberikan kekuatan buat aku.. tetap bertahan yah! =)