Reformasi..
apa itu?
Perbaikan?
Perubahan?
Pergantian?
Apanya yang baik?
Di mana yang berubah?
Kapan gantinya?
Ya, presidennya telah berganti
lebih dari tiga kali
seingatku...
Buatku tak penting
mengingat nama mereka yang terpilih
Buatku itu hanyalah sebuah fase
yang merupakan kewajiban semata
sekedar memenuhi
hitam di atas putih
Beliau-beliau diminta bersumpah
Foto-foto mereka
Dicetak
diperbesar
dipigura
tersebar di seluruh kantor dan sekolah
Dipajang...
Apanya yang tereformasi?
Katanya (entah kata siapa)
anak-anak Indonesia sudah dapat belajar dengan tenang
tidak perlu lagi berkeliaran di jalan
untuk mencari sesuap dua suap nasi
Yaaah, mereka memang tak lagi
mencari nasi dengan peluh keringat
Ngapain berpeluh-peluh?
Mereka sudah tereformasi
dari sekedar berjualan
kini mereka menjual yang lain..
MELACURKAN DIRI
Selamat untuk para tokoh negeri kita
Kalian layak berbangga hati
Karena
anak-anak yang Engkau sebut
"penerus bangsa"
kini telah menjatuhkan diri mereka
terperosok dalam dunia pelacuran
Anak-anak terekploitas!
Aaaaaah, tak perlu kau membelalakkan mata
atau mengusap airmata
juga bersembunyi di balik sumbangan-sumbanganmu
Palsu!
Mau berkelit?
Heiiii...buka matamu!
Dengar!
Berapa harga sebuah kesucian?
Lima ratus ribu? Sejuta? Dua juta? 5 juta?
Kupu-kupu belia, mereka menyebutnya
dijual seharga Rp 500.000,-
Kupu-kupu itu..
bisa jadi anakmu
yang kau belai
dalam buaian tidurnya
adikmu
yang berbagi darah dan daging
denganmu
keponakanmu..
yang memanggilmu oom atau tante
Berapa harga
untuk menelan darah saudaramu?
Berapa rupiah
yang sanggup kau keluarkan
untuk mengunyah daging saudaramu?
Di mana yang telah berubah?
Masih banyak manusia yang tak beratap
tidur beralaskan tanah hitam
bila beruntung
berselimutkan becek..
atau
berpayungkan hujan
Reformasi yang kita
agung-agungkan
tak lebih
dari sebuah proforma
belaka
Kencang tapi rentan
Kuat juga lemah..
Jadi apa artinya sebuah reformasi?
Kemana aku harus mencari
perbaikan diri itu?
Saat sebuah negeri
pun dibuat gundah
dengan banyaknya selubung-selubung
menjanjikan perbaikan
yang berujung kekecewaan
Maaf kalau aku
telah lelah
Maaf kalau aku
sudah tak percaya lagi
Maaf kalau aku
memandang sinis
Maaf kalau aku
memutuskan untuk
menutup kedua belah pendengaranku
mengunci rapat mulutku
dari reformasi
Bukan..
Bukannya aku
tak percaya
Bukannya aku
Tak membuka
Pintu kesempatan
Tapi..
Percayaku punah
Berserakan
Terbenam
dalam Tangis anak-anak jalanan
Kesempatan dariku
Tertutup rapat
Di bawah tengadah
Tangan-tangan
Peminta di jalanan
Masih ingat saat itu?
Di tepian senja
kita berbincang
tentang
reformasi impian kita?
Saat di mana
Bukan sebuah pelacuran
Yang berjaja
Di setiap kota
Tapi
Penawaran bekerja..
Sekolah gratis..
Bagi anak tak mampu
Saat pemilihan orang-orang penting
Negeri
Tidak hanya sekedar
Sebuah pemilihan
Tetapi benar-benar
Sesuai kata hati
Saat semua anak manusia
Dapat menikmati
Empuknya bangku sekolah
Dan nikmatnya membaca
Saat semua manusia
Mendapatkan hak mereka
Berselimutkan hangat
Di bawah atap yang kokoh
Saat mereka
Meluruhkan gundah
Memikirkan tempat peristirahatan mereka berikutnya
Masih terpatrikah
Dalam ingatanmu
Di tepian senja
Kita bercengkrama
Setelah mencumbu
Perbaikan yang kita inginkan
Pemberontakan di hatiku
Juga di hatimu
Telah selesai
Kita tinggal menyaksikan
Buah hati kita
Menikmati kue
Hasil perbaikan
Negeri kita
Aku amat mencintai
Indonesiaku
Aku sesungguh hati
Menghormati merah putih
Aku benar-benar
Menginginkan
Hadirnya reformasi
Di seluruh negeri ini
Aku hanya seorang
Manusia biasa
Seorang warga Negara
Seperti lainnya
bermimpi
Tentang sebuah
Reformasi
Seutuhnya
Tanpa rekayasa
apa itu?
Perbaikan?
Perubahan?
Pergantian?
Apanya yang baik?
Di mana yang berubah?
Kapan gantinya?
Ya, presidennya telah berganti
lebih dari tiga kali
seingatku...
Buatku tak penting
mengingat nama mereka yang terpilih
Buatku itu hanyalah sebuah fase
yang merupakan kewajiban semata
sekedar memenuhi
hitam di atas putih
Beliau-beliau diminta bersumpah
Foto-foto mereka
Dicetak
diperbesar
dipigura
tersebar di seluruh kantor dan sekolah
Dipajang...
Apanya yang tereformasi?
Katanya (entah kata siapa)
anak-anak Indonesia sudah dapat belajar dengan tenang
tidak perlu lagi berkeliaran di jalan
untuk mencari sesuap dua suap nasi
Yaaah, mereka memang tak lagi
mencari nasi dengan peluh keringat
Ngapain berpeluh-peluh?
Mereka sudah tereformasi
dari sekedar berjualan
kini mereka menjual yang lain..
MELACURKAN DIRI
Selamat untuk para tokoh negeri kita
Kalian layak berbangga hati
Karena
anak-anak yang Engkau sebut
"penerus bangsa"
kini telah menjatuhkan diri mereka
terperosok dalam dunia pelacuran
Anak-anak terekploitas!
Aaaaaah, tak perlu kau membelalakkan mata
atau mengusap airmata
juga bersembunyi di balik sumbangan-sumbanganmu
Palsu!
Mau berkelit?
Heiiii...buka matamu!
Dengar!
Berapa harga sebuah kesucian?
Lima ratus ribu? Sejuta? Dua juta? 5 juta?
Kupu-kupu belia, mereka menyebutnya
dijual seharga Rp 500.000,-
Kupu-kupu itu..
bisa jadi anakmu
yang kau belai
dalam buaian tidurnya
adikmu
yang berbagi darah dan daging
denganmu
keponakanmu..
yang memanggilmu oom atau tante
Berapa harga
untuk menelan darah saudaramu?
Berapa rupiah
yang sanggup kau keluarkan
untuk mengunyah daging saudaramu?
Di mana yang telah berubah?
Masih banyak manusia yang tak beratap
tidur beralaskan tanah hitam
bila beruntung
berselimutkan becek..
atau
berpayungkan hujan
Reformasi yang kita
agung-agungkan
tak lebih
dari sebuah proforma
belaka
Kencang tapi rentan
Kuat juga lemah..
Jadi apa artinya sebuah reformasi?
Kemana aku harus mencari
perbaikan diri itu?
Saat sebuah negeri
pun dibuat gundah
dengan banyaknya selubung-selubung
menjanjikan perbaikan
yang berujung kekecewaan
Maaf kalau aku
telah lelah
Maaf kalau aku
sudah tak percaya lagi
Maaf kalau aku
memandang sinis
Maaf kalau aku
memutuskan untuk
menutup kedua belah pendengaranku
mengunci rapat mulutku
dari reformasi
Bukan..
Bukannya aku
tak percaya
Bukannya aku
Tak membuka
Pintu kesempatan
Tapi..
Percayaku punah
Berserakan
Terbenam
dalam Tangis anak-anak jalanan
Kesempatan dariku
Tertutup rapat
Di bawah tengadah
Tangan-tangan
Peminta di jalanan
Masih ingat saat itu?
Di tepian senja
kita berbincang
tentang
reformasi impian kita?
Saat di mana
Bukan sebuah pelacuran
Yang berjaja
Di setiap kota
Tapi
Penawaran bekerja..
Sekolah gratis..
Bagi anak tak mampu
Saat pemilihan orang-orang penting
Negeri
Tidak hanya sekedar
Sebuah pemilihan
Tetapi benar-benar
Sesuai kata hati
Saat semua anak manusia
Dapat menikmati
Empuknya bangku sekolah
Dan nikmatnya membaca
Saat semua manusia
Mendapatkan hak mereka
Berselimutkan hangat
Di bawah atap yang kokoh
Saat mereka
Meluruhkan gundah
Memikirkan tempat peristirahatan mereka berikutnya
Masih terpatrikah
Dalam ingatanmu
Di tepian senja
Kita bercengkrama
Setelah mencumbu
Perbaikan yang kita inginkan
Pemberontakan di hatiku
Juga di hatimu
Telah selesai
Kita tinggal menyaksikan
Buah hati kita
Menikmati kue
Hasil perbaikan
Negeri kita
Aku amat mencintai
Indonesiaku
Aku sesungguh hati
Menghormati merah putih
Aku benar-benar
Menginginkan
Hadirnya reformasi
Di seluruh negeri ini
Aku hanya seorang
Manusia biasa
Seorang warga Negara
Seperti lainnya
bermimpi
Tentang sebuah
Reformasi
Seutuhnya
Tanpa rekayasa
Comments
Tp kmu benar, karena itu realitanya.., pemerintah bikin kita gak respek lagi terhadap mereka!!
teruslah berpuisi untuk menyuarakan hati.
hidup puisi!!
-maknyak-
http://serambirumahkita.blogspot.com
reformasi udah mulai kehilangan arti kok menurut gue
terlalu jauh dari apa yang pernah kita inginkan bersama waktu itu
waah betul postingannya panjang :)
sedihnya kalo mlihat anggaran pemerintah u/ pendidikan :(