Skip to main content

Untuk anakku, kelak

Buka hatimu, nak. Dunia luas menantimu. Untuk tumbuh, berkembang, menjadi dirimu sendiri. Juga, untuk tetap menyayangi kedua orangtuamu yang selalu berada di belakangmu. Untuk menahanmu sebelum kau terjatuh, memberitahu ketika kau terlupa sesuatu.

Buka hatimu, nak. Manusia mungkin tidak semuanya baik, ada saja yang akan menerkammu dari belakang saat kau mengira ia baik. Ada yang akan melupakan dirimu, walaupun kalian telah menjadi sepasang manusia yang erat hubungannya. Bahkan akan ada yang akan mencintaimu sepenuh jiwanya.

Iya nak, kau harus tetap menjaga hatimu. Sekecewa apapun dirimu pada dunia. Karena nak, dunia boleh boleh berkata tidak suka atau berbuat jahat terhadapmu. Kamu harus tetap hidup, jadikan sisa tangismu kekuatan yang akan memapah langkahmu ke depan.

Anakku, dunia mungkin akan terlihat sempit di matamu. Sesungguhnya, engkau akan bertemu dengan orang-orang yang selalu akan ada di hatimu. Hiduplah nak, jangan biarkan dunia mendiktemu. Jalani hidupmu di dunia sebagai orang baik, karena kebaikan tambah langka seiring dengan majunya zaman.

Anakku, buka hatimu nak. Untuk apapun yang akan kamu lakukan, katakan, dan pikirkan. Jangan kamu tinggalkan hatimu di balik kata logika.

Untuk anakku, kelak...

Comments

T A T A R I said…
anaknya umur berapa mbak??
>_^
Theresia Maria said…
Yaya...udah siap tuh jadi mami. pakabar say?
Rara Vebles said…
We'll do our best for our children..
Nia Janiar said…
wow! jadi pengen cepet2 pny anak deh. btw, makasih udah mau berkunjung ke blog aku yang aneh >_< mgkn aku bisa minta diajarin cara memberi aksesoris pada blog yah.. abisnya lucu. monggo...
ciplok said…
hehehehehe, apa kabar ya ?
postingannya keren nih...
fiabrotodhona said…
Yaya, kata-katanya bagus banget. Senang deh ngebacanya. Udah siap-siap nih ya.. Mau punya anak.. Cepatan dong. Punya anak itu bahagia banget lho... Bunda dan Fia doain deh...
dahlia said…
yaya..gw bowling dong !
trus buat anak kuh...SEMANGAT !!!!!!!!!!!
Sisca said…
Mbak Yaya, Salam kenal buat calon anaknya.
-syl- said…
Yaya.. miz yuu...
arisan masih jalan kah?
hehe nanya doang ya gue, tapi gak pernah hadir.
dah kehilangan kontak nih. akses ke blogfam susah sekarang bow!

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...