Sebelum aku dicintai

Tuhan, biarkan aku menjauh darinya.

Itu pintaku hampir setahun yang lalu. Jarak akan menepiskan rasaku yang terlalu dalam untuknya. Kebisuan aku dannya akan membuat kita lupa akan adanya diri kita.

Aku tahu..dia tahu. Kita hanya lagi berpura-pura melupakan isi hati kita. Dan kita memang telah jauh. Dengan cara-Nya sendiri, Tuhan telah menebar jarak antara kita.

Melihat ke belakang, aku melihat berbagai alasan adanya jarak itu. Rintangan yang seharusnya tidak ada, tapi ego kita yang membuatnya semakin luas.

Aku tidak layak menyesalinya. Itu yang terbaik untukku, untuknya, untuk kita. Mungkin kita bukan kita. Aku hanyalah seseorang yang melewati hidupnya, dia juga telah melewati hidupku. Tapi kita tidak melewatinya bersama.

Aku belajar untuk mencintai seseorang dengan tulus, sebelum seseorang akan mencintaiku dengan segala jiwanya juga.

Comments

ciplok said…
duuh pagi2 kena tulisan yaya yang satu ini kok rasanya adeeeeeeem....apalagi ditambah ama nih lagunya, sptnya banyak cinta ada di mana2...
Kak Yaya... mmm kayaknya aku tau deh puisi ini ditujukan untuk siapa?? Tapi aku setuju banget tuh sama insightnya! Kalau memang tidak bisa bersama, mungkin memang dia bukan yang terbaik untuk kita.Wait till you could laugh at this moment :)
Rara Vebles said…
Just follow your heart dear...
Hannie said…
adooooohhh yaya.
ini lagi siap-siap untuk dicintai yahhh...
huhuhu.... mau dunk, dicintai... :P
Greiche Gege said…
Aduh..touchy banget sih isinya..
komposisi kata2nya keren abis...
top deh buat mba Yaya
Theresia Maria said…
Cinta itu
lemah lembut
sabar...sederhana...

*ngutip lagu nih Ya*
DeLaKeke said…
Aduhhh.....
mirip banget ya, ama perasaan gw, bulan-bulan yang telah lewat....
Emang karna ego kale ya?? hehehe

Popular Posts