Skip to main content

Sebelum aku dicintai

Tuhan, biarkan aku menjauh darinya.

Itu pintaku hampir setahun yang lalu. Jarak akan menepiskan rasaku yang terlalu dalam untuknya. Kebisuan aku dannya akan membuat kita lupa akan adanya diri kita.

Aku tahu..dia tahu. Kita hanya lagi berpura-pura melupakan isi hati kita. Dan kita memang telah jauh. Dengan cara-Nya sendiri, Tuhan telah menebar jarak antara kita.

Melihat ke belakang, aku melihat berbagai alasan adanya jarak itu. Rintangan yang seharusnya tidak ada, tapi ego kita yang membuatnya semakin luas.

Aku tidak layak menyesalinya. Itu yang terbaik untukku, untuknya, untuk kita. Mungkin kita bukan kita. Aku hanyalah seseorang yang melewati hidupnya, dia juga telah melewati hidupku. Tapi kita tidak melewatinya bersama.

Aku belajar untuk mencintai seseorang dengan tulus, sebelum seseorang akan mencintaiku dengan segala jiwanya juga.

Comments

ciplok said…
duuh pagi2 kena tulisan yaya yang satu ini kok rasanya adeeeeeeem....apalagi ditambah ama nih lagunya, sptnya banyak cinta ada di mana2...
Kak Yaya... mmm kayaknya aku tau deh puisi ini ditujukan untuk siapa?? Tapi aku setuju banget tuh sama insightnya! Kalau memang tidak bisa bersama, mungkin memang dia bukan yang terbaik untuk kita.Wait till you could laugh at this moment :)
Rara Vebles said…
Just follow your heart dear...
Hannie said…
adooooohhh yaya.
ini lagi siap-siap untuk dicintai yahhh...
huhuhu.... mau dunk, dicintai... :P
Greiche Gege said…
Aduh..touchy banget sih isinya..
komposisi kata2nya keren abis...
top deh buat mba Yaya
Theresia Maria said…
Cinta itu
lemah lembut
sabar...sederhana...

*ngutip lagu nih Ya*
DeLaKeke said…
Aduhhh.....
mirip banget ya, ama perasaan gw, bulan-bulan yang telah lewat....
Emang karna ego kale ya?? hehehe

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber