"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita."
"Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka.
"Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini."
"Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini.
Tapi..
potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah.
Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat.
"Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?"
Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan.
Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik.
Dan kutersungkur dalam genangan penyesalan. Saat tak dapat kuraih satu keping itu untuk kusambung lagi, untuk kuperbaiki.
Aku begitu bodoh. Tak tahu malu. Naif. Tak tahu berterima kasih.
Aku akan menghadap Tuhanku dengan tangan hampa. Tanpa perbekalan apapun.
Rumah surga akan terlihat jauh dariku. Api neraka akan menyambutku.
Allah,
aku maluu. Maafkan aku Allah. Jangan lepaskan cinta-Mu. Jangan lepaskan pegangan-Mu.
Aku seperti anak kecil. Merengek-rengek kepada Allah untuk dimaafkan.
Ah,
apa yang sudah kulakukan selama ini?
Aku akan pulang
kembali ke jalan-Nya.
"Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka.
"Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini."
"Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini.
Tapi..
potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah.
Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat.
"Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?"
Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan.
Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik.
Dan kutersungkur dalam genangan penyesalan. Saat tak dapat kuraih satu keping itu untuk kusambung lagi, untuk kuperbaiki.
Aku begitu bodoh. Tak tahu malu. Naif. Tak tahu berterima kasih.
Aku akan menghadap Tuhanku dengan tangan hampa. Tanpa perbekalan apapun.
Rumah surga akan terlihat jauh dariku. Api neraka akan menyambutku.
Allah,
aku maluu. Maafkan aku Allah. Jangan lepaskan cinta-Mu. Jangan lepaskan pegangan-Mu.
Aku seperti anak kecil. Merengek-rengek kepada Allah untuk dimaafkan.
Ah,
apa yang sudah kulakukan selama ini?
Aku akan pulang
kembali ke jalan-Nya.
Comments
Aku jadi ikutan merenung neh. Sepagian ngapain ajah, dll
seru ya, Ya...
rasanya kita emang nggak ada apa2nya..., kalau udah alumni gitu..kita masih boleh ikutan tuh Ya.., lumayan banget buat nge-charge hati.. :)
" Ya Allah..bawalah kami pada cintaMu dan cinta orang2 yg mencintaiMu dan tuntunlah kami kepada amalan2 yang membawa kami kepada cintaMu. Ya Allah..jadikanlah cinta kepadaMu lebih aku cintai daripada diri sendiri, keluarga dan air yang dingin.."
Gitu Ya...
Tiap bulan recharge aja Ya! Insha Allah jadi makin ngerti...Kadang...gak sampai sebulan kita dah keluar dari orbit nih :( Astagfirulllah...
menunggu izrail
dan takjub pada sakaratul
tidak ditangguh, tidak dimajukan
mengetuk-ngetuk pd jannah
meriba cinta sang maha
sungguh..
saya pun sdg dlm perjalanan pulang mbak.. ^^
tiap orang perlu tiap kali introspeksi.
*sambil ngaca*
Itu brarti kita masih punya waktu untuk berbenah diri.
Alhamdulillah...
http://tyka82.tk/
Makasih ya postingnya ngingetin gue juga buat ngumpulin 'bekal' sebanyak mungkin.