Skip to main content

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita."

"Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka.

"Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini."

"Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini.

Tapi..
potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah.

Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat.

"Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?"

Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan.

Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik.

Dan kutersungkur dalam genangan penyesalan. Saat tak dapat kuraih satu keping itu untuk kusambung lagi, untuk kuperbaiki.
Aku begitu bodoh. Tak tahu malu. Naif. Tak tahu berterima kasih.

Aku akan menghadap Tuhanku dengan tangan hampa. Tanpa perbekalan apapun.
Rumah surga akan terlihat jauh dariku. Api neraka akan menyambutku.

Allah,
aku maluu. Maafkan aku Allah. Jangan lepaskan cinta-Mu. Jangan lepaskan pegangan-Mu.

Aku seperti anak kecil. Merengek-rengek kepada Allah untuk dimaafkan.

Ah,
apa yang sudah kulakukan selama ini?

Aku akan pulang
kembali ke jalan-Nya.

Comments

Akira's Blog said…
Ya, ya... kalo dipikir2 kita renungkan, huaaa.... emang bener yak. Hm, terasa bener betapa kecilnya kita. Hikz!
Aku jadi ikutan merenung neh. Sepagian ngapain ajah, dll
Rahma said…
Ikut yg berapa hari Ya..? aku ikut hampir setahun yg lalu...kebetulan div aku baik hati, se-div diikutin bergantian..baik yg muslim maupun yg non-muslim..
seru ya, Ya...
rasanya kita emang nggak ada apa2nya..., kalau udah alumni gitu..kita masih boleh ikutan tuh Ya.., lumayan banget buat nge-charge hati.. :)
Ya...trainer ku Pak Rinaldy Agusyana mengajari sebuah doa yang actually ini ada di hadits Insha Allah..

" Ya Allah..bawalah kami pada cintaMu dan cinta orang2 yg mencintaiMu dan tuntunlah kami kepada amalan2 yang membawa kami kepada cintaMu. Ya Allah..jadikanlah cinta kepadaMu lebih aku cintai daripada diri sendiri, keluarga dan air yang dingin.."

Gitu Ya...

Tiap bulan recharge aja Ya! Insha Allah jadi makin ngerti...Kadang...gak sampai sebulan kita dah keluar dari orbit nih :( Astagfirulllah...
bugsy said…
urat itu berdegup
menunggu izrail
dan takjub pada sakaratul
tidak ditangguh, tidak dimajukan

mengetuk-ngetuk pd jannah
meriba cinta sang maha
The Magic Flute said…
huaaaaaa... mau nangis bacanya :((
Rara Vebles said…
Alangkah indahnya perjalanan pulang ini..
.n.a.n.a. said…
huhuhu terharu sayah...
sungguh..
saya pun sdg dlm perjalanan pulang mbak.. ^^
Theresia Maria said…
hidup kita perlu diisi, sebagai bekal dalam perjalanan pulang.
tiap orang perlu tiap kali introspeksi.
*sambil ngaca*
meyrinda said…
mau donk ikutan pulang, sambil bergandengan tangan mungkin lebih indah ya? :)
!ariwwok said…
amin..
-ndutyke said…
beruntunglah kita yang masih punya kesempatan untuk merasa sadar, bahwa saat ini kita sedikit-banyak melenceng dari jalan-Nya.

Itu brarti kita masih punya waktu untuk berbenah diri.

Alhamdulillah...

http://tyka82.tk/
-syl- said…
Subhanallah... Ada aja cara Allah SWT buat ngingetin kita ya? Berarti masih disayang tuh.. Ayo kita sama-sama berbenah diri.

Makasih ya postingnya ngingetin gue juga buat ngumpulin 'bekal' sebanyak mungkin.
anastasianani said…
Tangan tuhan selalu terbuka untuk mu, dan untuk sapa aja bahkan pada saat mereka menyakiti dia.. karena Dia itu Pemaaf..
unai said…
urusan keduniawian membuat kita lupa jalan pulan ya Ya

Popular posts from this blog

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Saat hujan

Din, hujan.. Ingat dulu kita selalu berandai.. "tahun depan dan seterusnya kita akan terus menikmati hujan bersama" Maafkan Yaz... karena pergi Karena bayangan Na akan selalu ada di antara kita, dan Yaz tak ingin dipilih dan memilih. Din, malam ini Yaz rindu. Bahkan setelah ada dia yang akhir-akhir ini mengisi hati Yaz. Walau Na pasti akan bilang "sudahlah Yaz, beranilah untuk jujur saat sayang sama seseorang." Yaz tetap harus diam. Karena tak ingin ada hati lain lagi yang tersakiti. Dan rasa itu mungkin hanya ilusi Yaz saja. Seperti Na yang ada diantara kita Din.. Hujan membuatku rindu teramat sangat ---  Monday, October 28, 2019  ---