Skip to main content

Menunggu Asa

Tadi aku melihatnya. Hmmm, bukan melihat dalam arti sebenarnya..

tapiii,
aku tahu dia masih ada.

Lucu ya, hampir dua tahun yang lalu aku mengira dia adalah sebelah jiwaku.

Sekarang?
aku tidak tahu. Tidak mau tahu..

Bisa dibilang
aku tidak peduli lagi.

Tentang soulmate
tentang dia
tentang hati..

Aku, takut?
lelah lebih tepatnya.

Tak ada yang salah dengan harapan...
seperti dulu aku berharap.

Terlalu banyak mungkin?

Aku lelah berharap
kemudian asa itu mati
tertiup waktu..

dan aku harus
menghidupkannya
lagi

Menunggu asa itu
kembali berjiwa

..aku..masih..menunggu

Comments

Johanamay said…
Memang....berharap pada sesuatu yang tidak bisa kita raih...menyakitkan

Pastikan, hatimu siap untuk berlabuh pada satu cinta yang baru

*hugs
Labibah said…
asa juga perlu di raih lho hehe. met puasa yaya. selamat ya tulisan2 yaya makin ada dimana-mana.

-maknyak-
Youtea said…
asa akan selalu datang dan pergi
jadi jangan terlalu mununggunya
toh klopun dia pergi
pasti akan ada yang datang
bukankah semuanya hanya silih berganti

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber