Skip to main content

Atas nama cinta

Semalam Alhamdulillaah saya akhirnya bisa sholat tarawih juga di mesjid bersama kedua orangtua saya. Seperti biasa sebelum sholat tarawih dimulai ada siraman rohani selama 15 menit.

Ceramah di mesjid semalam mengenai
3 tipe manusia saat beribadah (menjalankan ibadah agama).

1.Ibadahnya kaum budak..

Sholatnya masih suka bolong-bolong? atau sering males Jumatan kalo gak diingetin sama teman/saudara?

Hati-hati..
itu berarti kita sama saja dengan kaum budak yang takut sama majikannya, yang masih harus disuruh dan dibilangin dulu baru dilakukan.

Ayoo, baca Istighfar yuuk :)

2.Ibadahnya para pedagang..

Sering berdoa seperti ini?

"Ya Allah, jangan biarkan aku masuk nerakamu..tapi masukanlah aku ke dalam surgaMu, Ya Allah."

Iya, saya dulu sering banget kok berdoa seperti itu. Tapi ternyata kalau kita doanya model begitu itu tandanya kita gak tulus sama Allah dan masih pamrih.

Sama Allah masih pamrih? Astagfirullaah...

3.Ibadahnya hamba Allah SWT..

Simple aja kok, apapun yang kita lakukan di bumi ini semuanya hanya atas nama cinta kepada Allah SWT.

Pernah ngebayangin gak, saat kita lagi berjalan atau gunain kedua tangan kita buat nulis, makan atau bekerja...kita lagi menggunakan miliknya Allah SWT. Jadi apapun yang kita miliki sekarang, semuanya bakal balik lagi ke pemiliknya.

Subhanallaah, Allah memang Maha Pemilik Segalanya, ya.

Kalau kita melakukan semuanya atas nama cinta kepada Allah, insyaAllah semuanya akan terasa mudah kok.

Ini ada doa yang bagus sekali:

" Ya Allah..sesungguhnya aku memohon cintaMu, cinta orang-orang yang mencintaiMu dan amal yang dapat mengantarkanku kepada cintaMu. Ya Allah..jadikanlah cintaMu lebih aku cintai daripada diriku sendiri, keluargaku dan air yang dingin..Amin.."


Amiiin..Amiiin, semoga kita semua dapat menggapai cinta Allah SWT.


*Maaf kalau ada kekurangan di tulisan saya yang ini, seperti yang pernah saya bilang dulu:

Saya tidak bilang kalau saya itu sempurna. Tapi saya berusaha untuk menjadi orang yang baik, biarpun dengan segala kekurangan yang ada pada diri saya.


Comments

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber