Skip to main content

Menghitung berkah

Tulisan hari ini sebenarnya sederhana saja kok, tanpa ada embel-embel..karena seperti biasa Yaya menulis untuk tetap mewaraskan akal pikiran sendiri. Kalau dulu rasanya jarang menulis berbagai berkah yang sudah Yaya dapatkan, sekarang mari kita mulai menghitung berkah :)

1.Detik ini masih diberi saldo nafas sama Allah SWT buat hidup di dunia.

2.Sampai sekarang dikasih berkah anggota badan yang lengkap.

3.Sekarang Yaya Alhamdulillah tahu kakak-kakakku semuanya masih dalam keadaan sehat walafiat.

4.Masih punya rumah tempat tinggal sekeluarga, di saat masih banyak orang di luar sana yang hidupnya di kolong jembatan.

5.Mama yang dulu sempat didiagnosa sakit parah, Alhamdulillah atas rahmat dan pertolongan Allah lewat tangan Dr.Hudoyo yang ganteng dan baik hati itu..sekarang mulai membaik.

6.Kalau mau makan di rumah sudah ada makanan, padahal di luar sana banyak banget yang masih harus berjuang untuk sesuap nasi.

7.Biarpun Yaya bukan seorang wanita karir yang menghasilkan puluhan juta..tapi Yaya tetap bisa menghasilkan uang sendiri melalui tulisan-tulisan Yaya di ABN.

8.Baru dapat downline baru di Oriflame dan Alhamdulillah Yaya udah di level 9%

9.Punya banyak teman baik.

10.Sejak kenal situs ini, sekarang bisa meneruskan hobi membacanya Yaya yang dulu sempat berhenti.


Waaaaaah rasanya kalau diterusin pasti bisa lebih dari 100 deh. Mungkin keliatannya yang Yaya sebutin di atas adahal hal-hal yang remeh dan biasa banget. Tapi kita malah sering lupa ya untuk mensyukuri hal-hal yang dianggap remen itu?

Comments

retma said…
Bener Ya. Kalau kita bikin list, ternyata berkah yang dah kita dapat banyak banget yak. :) Alhamdulillah, di saat-saat kondisi negara kayak begini, harga2 naek, kita juga masih bisa makan. Duuuuh, kalo baca koran suka miris gituw.
Unknown said…
alhamdulillah, aku mengenal yaya :) alhamdulillah...
Juragan Pribumi said…
kebaikan yang ada dalam diri yaya juga berkah buat aku...aku jadi sering di silaturahmi in padahal belum pernah jumpa dg yaya. alhamdulillah, makasih ya atas kebaikanmu..semoga makin dilimpahi berkah. amien.

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber