Skip to main content

Refleksi Senin

Suka merhatiin gaaak:


orang kalo diajak berbuat kebaikan kayaknya susaaah banget.


Contoh 1:


"Jeng, kita mau ngadain baksos ke panti jompo. Kalau mau ikutan nyumbang boleh lhoo."


(ini tulus ngajakin lho, without pressure). Rata-rata niih pada jawab dengan antusias "Mau..mau...nyumbang kemana? acaranya kapan?"


Guess what...
sampai acara H gak kedengaran kabarnya lagi. Kadaaang bahkan acara udah selesai kapan tau, baru nanya: "Mbak, mau nyumbang acara baksos ke rekening mana yaa?"


Sorry to say:
"Eloe basi banget deeeh!"


Bandingin kalo liat jualan online, wuiiih itu cepet banget ngetekinnya (via pm). Ada yang langsung telpon malah nanya no.rekening penjual.



Contoh 2:


"Sayyy, di rumah mau ada acara pengajian niiih. Ada makan-makannya juga."


(padahal udah disertai dengan embel-embel makan-makan lhoo), tapi survey membuktikan 5 orang dari yang diundang:


1 jawab InsyaAllah..
1 jawab oke (hmmm yang ini maksudnya gak ngerti sebenarnya apa)...


3 orang gak jawab sama sekali, hehe.


Bandingin kalo ngajakin seneng-seneng deh. Cepeeet banget ngiyainnya. Bahkan sampe dicatat di agenda segala lho, sampe nyiapin baju yang mau dipake beberapa hari sebelumnya malah.


Hebat banget yaa ;)


Psst: gak ngerti deh tiap kali ngundang acara pengajian, pasti nanya "dalam rangka apa niiih?"


Emang ngaruh banget yaa kalo dijawab dalam rangka apanya??


*kemaren sampe tergoda mau jawab:


"iya nih pengajian buat siap-siap kalo kalo besoknya gue dipanggil Yang Maha Kuasa, kan gue udah punya bekal."


Kira-kira kalo jawabnya gitu, jadi pada mau datang gak ya?

Comments

Evi Yosyarina said…
wekekekek....
begitulah yayah...jaman edan...:)
Sharah said…
iiiih yaya bisa ajaaa.....
daku enggak kaaaan

(Sambil h2c ;p ;p)

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

Bersyukur

Tak terasa Ramadhan sudah hampir berlalu, dan Alhamdulillaah tahun ini aku lebih banyak dimudahkan Allah untuk bersholat Tarawih di mesjid . Karena seringnya aku dan mamaku menghamparkan sajadah di mesjid, kita jadi lebih sering juga memperhatikan orang-orang di rumah Allah itu. MasyaAllah, Allah itu memang Maha Kuasa ya, menciptakan manusia dengan bermacam-macam paras dan perilaku. Seperti 2 malam sebelumnya, ketika sajadahku bersebelahan dengan sajadah seorang wanita cantik. Bila dilihat dari bentuk caranya berbusana, wangi tubuhnya dan tasnya yang keren, aku dapat menebak kalau wanita ini yang sudah termasuk ibu-ibu adalah dari golongan "the haves." Aku sampai terkagum-kagum melihat ibu ini yang begitu total penampilannya untuk bertamu di rumah Allah. Ngomong-ngomong soal "the haves" dan "the haves not," aku jadi ingat, seminggu yang lalu saat mengadakan Ifthor (buka puasa) bersama dengan teman-teman SMA di rumah aku. Ketika tiba saatnya kita saling ber