Nyadar gak sich kalo kita secara gak langsung suka ngasih stempel ke orang? Misalnya aja stempel -stempel yang melekat di diri Yaya sendiri. Sampai-sampai di testimonial friendsterku ada yang nulis : Yaya itu AFI, AFI, AFI, sekali lagi AFIIIIII (saking senengnya Yaya sama AFI).
Stempel yang lainnya yang ada di Yaya yaitu aku ini "banci milis" banget, saking buanyaknya milis yang aku ikuti. Bener sich, sebenarnya stempel yang ini ;) soalnya Yaya dan milis udah kayak amplop dan perangko. Satu "stempel" yang aku sukaaaaa banget yaitu : Queen Of Love :) Seorang yang bijaksana sekali (menurutku) memberikan gelar ini setahun yang lalu.
Gak apa-apa sich kalo stempel yang dikasih berdasarkan kenyataan yang ada dan nadanya cuman untuk bercanda aja. Tapi kalo stempel yang dikasih udah berdasarkan penglihatan secara kasar aja gimana?
Sebenarnya stempel "miss curhat itu baik atau buruk ya? Mmmmm...karena ada yang ngasih aku stempel ini, aku jadi mikir lebih dalam lagi tentang makna "miss curhat". Bisa dibilang stempel yang baik, bisa juga dibilang stempel yang buruk, tergantung dari sisi mana ngeliatnya.
Sisi baiknya : dibilangin miss curhat berarti kita adalah orang yang ekspresif mengungkapkan isi hati kita sendiri kepada orang yang kita udah yakin kalo dia gak ember'.
Sisi buruknya : kalo miss curhat, curhatnya ke beberapa orang (apalagi orang yang baru dia kenal).
Stempel "miss curhat" yang ada di aku membuat aku jadi merenung daleeeem banget. Bener gak sich seorang Yaya itu "miss curhat"? Ternyata setelah direnungkan dalam-dalam, bener kok stempel itu karena seorang Yaya adalah orang yang most of the times, ekspresif. Tapi salah besar kalo stempel ini membuat orang mengira aku miss curhat yang sembarangan numpahin curhatannya ke sembarang orang.
Jadi, stempel? siapa takut....
Comments