Skip to main content

Yaya and printer - getting over my nimo

Jam 7 pagi Yaya udah bangun (tumben bangeeet buat seorang Yaya), soalnya hari ini punya jadwal yang harus dijalani. Bukan apa-apa sich, cuman harus ke Snapy ngeprint CV and Resume'. Sebenarnya aku punya printer di rumah, tapi kabel kecilnya ilang..hiks...Stupid banget gak seeeh?? Siap-siap pergi, dan jam 8 udah nyampe di Snapy, tapi.....huaaaaaa...hiks...hiks..udah ada yang ngeprint duluan, terpaksa nunggu.

(manyun) Nyari tempat duduk deket meja ngeprint, 1/2 jam nunggu, gak tahan keluar (sambil sedikit misuh-misuh) nyari warnet langganan lain. Sempet diliatin sich sama petugasnya, tapi karena udah kelewat bete, cuek aja. Lebih dongkol lagi ternyata warnet langganan tercinta masih CLOSED. Hikkkssssssss...balik lagi ke Snapy. Salah sendiri tadi gak nunggu, sekarang udah ada orang lain yang ngantri mau ngeprint. Yaaa, terpaksa nunggu lagi :(

Singkat cerita setelah penantian kurang lebih 1 jam buat ngeprint, akhirnya berhasil juga ngeprint walau lagi-lagi bete soalnya gak bisa ngeprint di atas kertas karton berwarna. Terpaksa di kertas biasa dech. Wallahu Allam deh, biarpun CVnya biasa-biasa aja tadi langsung aja dianterin (rumahnya di Bintaro) juga. Dikit deg-degan siiich takut mau langsung diinterview (huuu...gr banget yaa). Soalnya tadi kostumnya nyantai dan gak matching banget : celana panjang kotak-kotak, atasan kaos lengan panjang merah, jilbab biru dan sandal biru. So not matching kan???

Abis itu langsung ke BP, seperti biasa ke Herolah beli pesenan mama. Sempetin ke Gramed, nyari Cintapuccino. Penasaran sich abis ngeliat sedikit cuplikannya dari blognya Nien. Pas buka hal 13, mau pingsan baca tulisannya "kamu pernah terobsesi dengan seseorang? Yaya bangeeeeettttt......!!!!! This time I finally find My book. Tadinya kirain isinya typical cerita cewek yang can't get over her crush, tapi ternyata beda banget. Intinya sich sama, tapi serasa Ami itu Yaya, yaaaah biarpun sekarang Yayanya gak sama kayak Ami. Kenapa gak sama? soalnya I finally get over my nimo.

Begitulah Yaya hari ini.

Comments

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...