Skip to main content

mendelegasikan kerjaan - membimbing grup - duplikasi..

Maunya siih..
semua orang di grupku mau Yaya bantuin tiap kali mereka minta tolong.

Maunya siih..
setiap orang yang butuh katalog di grupku bisa Yaya kirimin satu demi satu.

Maunya siih..
setiap ada new recruitan Yaya bimbing sampe mereka bisa sendiri.


Mungkin,
InsyaAllah bisa bantuin 10 orang sekaligus,
entah itu daftarinn member baru, bantuin order, atau sekedar nanya kenapa starterkitnya belom nyampe.

Tapiiiiii...
kalau tiap orang di grup Yaya..Yaya yang bantuin urus,
jujur..gak sanggup.

Hehehe..
bukan complain lho niih,
cuman pengen ngajakin temen-temen di grup Yaya aja supaya bisa belajar lebih mandiri.

Mau mulai turun tangan ngurusin grup masing-masing..
mau ikutan ngantri tlp CC..
mau bayar harga stock katalog buat dibagiin ke grup masing-masing.

Belajar buat mendelegasikan kerjaan itu penting lho,
bukan berarti sebagai upline/sponsor lepas tangan...gak kerja lhoo.
Bukaan sama sekali.

Mendelegasikan kerjaan itu berarti
mau saling ngajarin grupnya..

ngajarin cara order
ngajarin cara daftarin member
ngajarin tlp cc..

Jadi gak semuanya tergantung upline. Kan udah ada ebook training, forum dan milis juga yang bisa dipake acuan kalau masih ada yang belum ngerti. Lah, Yaya sendiri kalau nanya ke upline suka dijawab dengan: "baca ebook." :D

Kalaupun ada yang gak ngerti di ebook, boleh tuh sebagai upline yang baek kita nulisin lagi. Misalnya step by step order by email ;)

Jadi kalau ada yang upline/sponsornya jawab "baca ebook",
bukan berarti mereka malas menjawab lhoo. :p

Cuman ngajarin mandiri aja. Nanti kalau udah pinter, gantian ngajarin grupnya lagi.

Berarti saling mempengaruhi nih antara:

mendelegasikan kerjaan - membimbing grup - duplikasi.

By the way, emang kadang-kadang gregetan juga yaa pengen bantuin nyelesain kerjaanya partner kita di bisnis ini..
tapi trust me...

ending-endingnya bakalan upline kelabakan sendiri deh. Lagian kita mau jadi upline yang baek seperti kata Nonik, kaan?

Upline yang baik itu..
yang berani mendelegasikan kerjaan (ngajarin grupnya buat menduplikasi), bukannya disuapin teru ;))


Eheeemmm, ngerti kan? :D

Comments

salam kenal sebelumnya dari saya Rifyal, saya sangat tertarik dengan tampilan blog anda, unic dan begitu banyak inspirasi . . .
saya akan ke mari lagi . . .
boleh kan ?
Lili said…
Yaya, dengar mamah di RS ya? Syafakillah utk mamahnya Yaya ya, smg cepat sembuh dan bisa berkumpul lagi dgn keluarga, aamiin
Liana said…
Yaya, udah lama gak kemari:) gimana kbrnya?

Wah keknya biz-nya dah jalan nih!:)moga sukses ya:)

Mamanya sakit ya? moga cepet sembuh ya:)

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...