Skip to main content

Din

Din.
kamu lihat tidak mendung sore tadi? Hawa kota Jakarta mendadak dingin dan berkabut. Tak terasa, aku menangis. Begitu saja. Tanpa aku dapat menahannya. Mungkin karena kutahu, hari inipun kamu tidak akan ada.

Aku tidak tahu, apakah ketidakadanya kamu membuatku tenang. Karena kamu sumber kekacauan di hatiku. Kupikir, saat kau pergi..semuanya akan kembali normal.

Din,
setiap sore melangkahkan kakiku di ruang itu, tak akan sama lagi. Aku merasa, hampa.
Iya, kamu selalu menjengahkan aku dengan tatapanmu. Iya, kamu selalu tahu apa yang ada di pikiranku. Dan kita selalu memiliki pemikiran yang sama.

Kamu yang di mata semua orang bukan orang yang baik. Tapi tidak aku. Aku lebih mengenal kamu. Aku tidak akan bisa melupakan kamu.

Din,
aneh sekali hari ini. Aku kangen sama kamu.

Comments

Agung del Paijo said…
Aku setuju...Penilaian orang tidak bisa dijadikan acuan...Banyak Subyektifnya...
Pemilihan kata kata yg indah...semoga aku gak salah ngerti...he he he...
lucy said…
Din...Din... hayooo sapa tuh ????
Tina said…
Din tuh siapa sih.. jadi penasaran.. ehm
JUST NOTHING!! said…
Miss u to Ya:D
isa said…
ooo...yaya kangen sama isa yah,...eheheh...
Din berkata....
idem yaya, itu yang sma kurasa :)

dah dapat balas toh.

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu

Yohan dan Mbak Surastilah akhirnya ketemu

Maaf nich yang gak suka sama Petir, berhubung aku suka dan menikmati acara itu..sekarang aku mau cerita tentang Petir lagi. akhirnya ketemu sama Mbak Surastilah. Hik...bener-bener mengharukan dech adegan pertemuan mereka, Yohan langsung sungkem sama Mbak Surastilah dan bawain beberapa makanan untuk mbak Surastilah. Bukannya membangga-banggain Yohan nich, tapi apa yang aku liat, itulah yang aku nilai. Dan gak mungkin hal seperti ini sudah dibuatin script dialognya (kayak sinetron).

My 2 cents

It started a couple of months ago, when I wanted to get rid of several books I own by having a book giveaway in my blog. Unlucky me, the moment is also coincided with an event held by an institution who collected books for donations. Then, I mus say this...unfortunately, some people started to question me.. "why didn't I donate them?" "you know, there are others who can't afford to buy book, etc..etc.." Ok, honestly... I was annoyed . Wasn't it enough that I said "this time I wanna give the books away with MY way? Oh please, don't use the this-is-Ramadhan,-so-it's-a-great-way-to-do-nice-things-for-others-excuse . Not to be defensive or anything, if I want to do great things I don't have to let the whole wide world know, don't I? and don't you agree there are still other nice ways to do the so called great things? Just my 2 cents..