Skip to main content

Sebelum malam undur diri

Aku tidak menyesal semuanya berakhir. Juga tidak pada saat dulu, di mana semuanya berawal.

Aku tidak akan meyia-nyiakan sisa hidupku untuk bertanya. Semuanyapun sudah jelas, bukan? Sesi tanya-jawab telah berakhir.

Jangan pernah kamu bilang "aku tidak mencoba.."

Aku tidak ingin lagi ditemani bintang, yang katanya selalu hadir untukku. Bintang yang di setiap malam selalu berkelip untukku. Bintang yang setia untukku..dst..dst..dst.

Semuanya hanyalah kamuflase sebuah kemunafikan! Dan aku tidak butuh kemunafikan.

Bahkan aku sendiri, seseorang yang menumpahruahkan perasaanku dengan memaksakan semua jariku untuk tidak pernah berhenti berhentak. Aku..

Aku selalu bersembunyi di balik alasan yang menyenangkan hatiku sendiri. Kubuang jauh semua yang sebaliknya.

Aku tidak takut..

Tidak takut?

dengar..dengaaar..!!

Hati kecilku sedang terbahak-bahak mendengarnya! Bahkan untuk menyuarakan isi hatiku sendiripun, segala dalih dan segala bentuk ungkapan masih kupakai.

Sebelum ini, akukan menyeka air mataku. Dan akukan berkata pada diriku sendiri, "gadis bodoh..jangan menangis. Ayo tegar. Dia tidak akan datang lagi. Hadapi itu."

Malam ini, hatiku terkunci rapat untuk mengatakan hal yang sama. Hanya hatiku yang kembali berbisik, "hadapi itu."

Juga airmataku tak kuasa kumenahannya.

Tuhan..kuatkan hatiku, tolong.

Comments

ok said…
kadang menangis itu perlu nahria, tapi tegar itu suatu keharusan :)
unai said…
Menangislah Ya..tumpahkan galaumu
Legakan sesakmu..
here i'm for u...huhuu...kok mellow sih tayang ?
ado said…
Semangat!
I am wishing you all the best in the coming year.
HAPPY LIFE!
YNa said…
semakin dibicarakan, dihindari atau ditiadakan, rasa itu akan smakin dalam. percaya deh ;) so.. klo ingin benar2 let it go, renungi saja indahnya. marahlah. menangislah. lalu selesai. msh byk hal indah lainnya yg bisa difikirkan dan dirasakan. keep smiling ;)

YNa
Linda said…
menangislah sampai kau puas dan beban di pundakmu serta bathinmu merasa lebih tenang. berteriak dan marahlah kalau itu bisa membuat bathinmu merasa lebih baik. jangan pernah memendamnya dalam hati. karna itu tak baik....
tak perlu meratapi yg telah terjadi
jalani saja dan nikmati hidup ini
karna hidup hanya sekali
Theresia Maria said…
Yaya, tangisan itu anugerah-Nya. Seperti obat, tangis akan meringankan beban pikiran kita. Menyembuhkan dada yg sesak, menghibur hati yg sedih. Be strong...
Inayah said…
Menangis emang perlu ya...tapi kalau aku suka nyembunyiin tangi pas di kamar mandi...:) jadi gak ada yang tau!

Tapi jangan sampe berlarut-larut ya...yang sabar
manda said…
boleh aja sih sedih, cuman kl kelamaan di jamin deh. bosen banget... kayk ga' ada kerjaan laen aj.

Popular posts from this blog

Nila di Belanga susu

S aat kamu mengira kalau kamu telah benar-benar mengenal seseorang yang telah kamu anggap dan menganggapmu sebagai seorang teman, orang itu mengatakan sesuatu yang begitu menusuk hati kamu. Saya telah dibunuh.. Butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk mencerna kenyataan yang benar-benar terjadi pada diri saya saat itu. Butuh waktu bagi saya untuk belajar kalau tidak semua niat baik akan dianggap baik juga oleh orang lain. Butuh waktu bagi saya untuk berpikir apakah saya kurang mempertimbangkan perasaan orang lain dengan niat baik saya. Butuh waktu bagi saya untuk benar-benar menyadari kalau yang "seorang teman saya" katakan itu salah dan saya berhak untuk kecewa, marah dan sedih. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Butuh waktu bagi saya untuk jujur pada diri saya sendiri apakah seseorang itu benar-benar layak menjadi teman saya. Yang terpenting, apakah saya masih ingin menjadi temannya? Saya tahu, manusia bisa berubah kapan saja dia mau. Menjadi lebih baik ataupu...

Menuju: pulang

"Kita akan melakukan perjalanan ke luar dari kita. Mari saudaraku, kita tundukkan kepala, pejamkan mata dan cobalah bersihkan hati kita." "Apaan sich? Norak ih." Runtukku (dalam hati saja). Tapi aku mengikuti yang lainnya, yang mulai menundukkan kepala mereka. "Saudaraku, kita sedang keluar dari diri kita. Dan kita dapat melihat kehidupan kita sendiri selama ini." "Lihat apa sich? Tidak ada apa-apa kok," batinku tapi tetap mencoba ikut dalam (yang kukira) permainan ini. Tapi.. potongan-potongan pagiku tadi mulai berkelebatan dalam benakku. Dimulai dari aku bangun pagi, aku yang selalu tergesa sebelum pergi, aku yang telah membentak asisten mamaku di rumah. Semuanya mulai bergulingan dalam benakku. Kepalaku mulai terasa berat. "Saudaraku, apa yang telah kau lakukan dengan hidupmu?" Dan kepingan-kepingan hidup diriku kembali berserakan. Tak sadar, aku terisak. Melihat aku yang begitu menyia-nyiakan banyak kesempatan untuk berbuat baik. Da...

Knowing "there"

Suatu siang di hari Sabtu.. "I don't belong there, mbak." Aku tersenyum, bukan karena aku menertawakan pemikiran temanku itu. Senyumku lebih karena aku sempat punya pemikiran seperti itu, dulu. Setiap saat aku berada di tengah-tengah orang lain yang kupanggil "teman", aku tidak bisa menghindar untuk tidak bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar termasuk dalam komunitas ini, atau aku hanya lagi memakai topeng nyamanku?" Tidak dapat kupungkiri kalau rasa jengah, kurang nyaman, malu ataupun terkadang minder sering aku rasakan bila lagi berkumpul dengan teman-temanku. Mungkin karena aku merasa terkadang pandanganku berbeda dengan teman-temanku. Juga gaya hidup mereka yang berbeda dengan aku. Bila kamu merasa tidak nyaman dengan teman-temanmu, apakah kamu harus pergi dari mereka? Hmmm, aku akan balik berkata.. "kenapa aku harus selalu mencoba untuk menyamakan bedaku untuk dapat diterima? Pilihan untuk hengkang dari "there" juga tidak per...